Alvin membuka pintu kamar nya perlahan. Setelah pintu berwarna coklat itu terbuka sempurna, cowok itu dikejutkan dengan keberadaan dua makhluk tak diundang tengah menguasai PS miliknya.
"Lo berdua ngapain di kamar gua?" Tanya Alvin seraya melempar tas hitamnya ke atas tempat tidur. Lalu berkacak pinggang menatap dua makhluk tadi, Reza dan Leo.
"Nungguin lo lah, dari jaman batu kita udah disini, lo lama banget" jawab Leo tetap fokus pada PS didepannya.
"Tau. Dari mana aja sih lo jam segini baru balik?" Tanya Reza seraya memasukkan keripik kentang kedalam mulutnya.
"Tadi ada urusan OSIS" jawab Alvin seraya melepas sepatu Vans hitamnya.
"Urusan OSIS tapi boncengan sama Nadya. Kemana lo berdua?" Sindir Reza tanpa menatap Alvin.
"Lo lihat?"
"Gak hanya gue, Dinda bahkan Karamel juga liat" jawab Reza lagi.
"Pantesan tadi Karamel agak aneh gitu" gumam Alvin namun mampu didengar Reza dan Leo.
"Lo tadi ketemu Karamel?" Tanya Leo menatap Alvin.
"Tadi kan hujan, ya udah gue mampir dulu ke apartementnya Karamel bentar sambil nunggu hujan reda" jawab Alvin.
"Trus lo gak kasih penjelasan gitu ke Karamel?" Ganti Reza yang bertanya.
"Emang gue ngapain harus kasih penjelasan ke dia?" Sahut Alvin terkesan cuek lalu melenggang ke kamar mandi.
Sepeninggal Alvin, sontak Reza dan Leo menghentikan permainannya. Meletakkan stick masing-masing dan saling bertatapan dengan wajah tanpa ekspresi.
"Dia bukan teman gue," ucap Leo mengawali.
"Apalagi gue, nggak mau ngakuin," sahut Reza.
"Dia emang pura-pura nggak peka? Apa emang hatinya kebuat dari semen kering sih? Heran gue." decak Leo mendesah berat. "Untung Karamel sabar banget punya pacar kaya patung es macem dia." lanjutnya.
"Andai aja Karamel itu pacar gue, gak bakal gue sia-sia in. Tipe cewek kaya Karamel langka banget, cuma ada satu diantara seribu bahkan sejuta cewek" tambah Reza makin ngaco.
Leo geleng-geleng kepala.
"Lagian gue rasa, Karamel juga gak mau sama lo. So, jangan ngarep" cetus Leo.
"Sadar diri gue tuh" sahut Reza.
"Tumben" gumam Leo.
***
Kaki jenjang Karamel melangkah dengan santai dikoridor yang lumayan ramai ini. Ia kini berjalan sendirian tanpa seorang pun yang menemaninya.
Jika di hari biasanya ia akan berangkat bersama Alvin, tapi tidak dengan hari ini. Sengaja, ia melarang Alvin untuk menjemputnya. Entah kenapa, sejak teringat kejadian kemarin ia jadi malas untuk bertemu dengan pacarnya itu.
Saat kaki nya mulai menginjak anak tangga pertama, ia melihat Alvin tengah menatap nya dengan tajam dari beberapa anak tangga di depannya.
Tanpa pikir panjang, Karamel segera membalikkan badannya hendak menghindari Alvin. Belum juga keinginannya terwujud, seseorang telah terlebih dahulu mencekal lengannya dan sedikit menyeretnya meninggalkan tempat tadi.
"Al, apaan sih lo. Lepasin! Gue mau masuk kelas, bentar lagi bel" Karamel terus memberontak, mencoba melepaskan tangan Alvin yang menarik lengannya.
"Guru-guru lagi rapat. Jadi hari ini free class sampai istirahat" merasa semua yang ia lakukan itu percuma, terpaksa Karamel mengikuti Alvin, membiarkan cowok itu membawa nya pergi kemana saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because I Love You || END
Teen Fiction[31/01/19] Rank #1 in cuek [31/01/19] Rank #7 in teenfanfic [21/05/19] Rank #1 in protective Mengapa aku harus bertahan dengan mu.? Bertahan dengan sifat mu yang dingin. Bertahan dengan sifat mu yang tidak pernah peka. Bertahan dengan sifatmu yan...