44. Modus Nadya

2.6K 190 36
                                    

Bel tanda pulang sekolah sudah berbunyi beberapa menit yang lalu, semua murid SMA Rajawali telah berhamburan keluar sekolah untuk pulang ke kediamanya masing-masing. Namun berbeda dengan cewek berambut cokelat ini yang masih berada di koridor kelas seraya membawa alat kebersihan seperti alat pel dan ember berisi air. Sesuai yang di katakan Alvin tempo hari bahwa Karamel harus menjalani hukumannya selama seminggu.

"Persis kayak cleaning servis gue. Tapi bedanya cleaning servis dibayar kalo gue kagak. Dapet duit kagak, capek iya." gerutu Karamel seraya mengepel lantai koridor yang nampak kotor.

"Eh, Ra! Abis ini kerumah gue yuk! Pembantu gue lagi pulang kampung nih, lo gantiin dia. Tenang, gue bayar kok!" teriak seorang cowok yang tengah bermain basket di lapangan outdoor. Perkataan cowok itu otomatis mengundang tawa semua anak exskul basket yang tengah latihan tersebut.

"Bacot lo!" balas Karamel.

Mengabaikan ucapan cowok tersebut, Karamel tetap melanjutkan pekerjaannya mengepel lantai koridor. Namun cobaannya tak berhenti sampai disitu, baru beberapa menit mengepel, tak lama kemudian sepasang kaki dengan sepatu warna hitam dan perbaduan berwarna putih berjalan melewatinya. Sehingga menyebabkan lantai yang baru Karamel bersihkan menjadi kotor.

"Ups! Sorry, gue gak sengaja" Karamel menghela nafas mendengar suara yang sangat familiar di telinganya.

"Pacarnya ketua OSIS kan? Tapi kerjaannya buat masalah mulu, gak malu tuh?" ujar cewek dengan rambut dikuncir ekor kuda yang berdiri di samping Nadya.

"Minggir!" sahut Karamel berusaha sabar.

"Kalo gue jadi lo ya, Ra. Udah gue putusin Alvin, bikin malu Alvin aja."

"Bener tuh, cocokkan juga sama Nadya kemana-mana."

Nadya hanya diam, cewek itu tersenyum miring melihat kedua temannya mencaci Karamel.

"Kalian minggir atau gue pel mulut kalian satu-satu, biar gak ngurusin kehidupan orang!" sahut Karamel yang sudah mulai terpancing emosi.

"Ngapain juga kita ngurusin hidup lo, penting baget." balas Nadya tersenyum remeh.

"Terserah, gue lagi males adu bacot sama lo. Mending lo minggir!" ujar Karamel lalu kembali melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda. Namun, melihat Nadya dan kedua temannya tak kunjung pergi membuat Karamel kesal. Dengan sengaja, cewek itu membasahi sepatu ketiga cewek tersebut menggunakan alat pel yang ia bawa.

"Aduh, Ra! Apaan sih lo, basah sepatu gue!" protes Nadya.

"Kan gue tadi udah bilang minggir. Budeg di pelihara." sahut Karamel cuek dan tetap melanjutkan pekerjaannya, mengabaikan Nadya yang mengumpati dirinya.

"Ngapain lo masih disini?" keempat cewek itu langsung menoleh ke arah suara baritone tersebut.

"Kan gue masih—"

"Iya bentar lagi gue kesana kok, tadi abis dari toilet" ujar Nadya memotong ucapan Karamel.

Sementara Karamel mengernyitkan keningnya, lalu menatap Alvin dengan tatapan penuh tanya. Namun Alvin hanya diam, seolah tak mengerti dengan tatapan yang Karamel lontarkan padanya.

"Cepetan! Gue tunggu disana!" ujar Alvin yang ditujukan kepada Nadya. Cowok itu lalu melangkahkan kakinya melewati Karamel. Tidak sampai pada langkah keempat, lengannya ditahan oleh Karamel sehingga membuat Alvin menghentikan langkahnya.

"Lo ada urusan apa sama cacing pita ini?" Tanya Karamel seraya menunjuk Nadya menggunakan dagunya.

Nadya membulatkan matanya, tak terima dirinya disebut cacing pita oleh Karamel. "Gue sama Alvin mau belajar bereng, kan bentar lagi mau wakili sekolah buat olimpiade." bukan Alvin yang menjawab melain kan Nadya.

Because I Love You || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang