Karamel dan Dinda berjalan menuju kantin sesaat setelah mendengar bel berbunyi. Keduanya terhenti sejenak ketika tiba di depan pintu kantin. Kantin yang tiap harinya rame seperti sekarang ini menyulitkan kedua cewek tersebut untuk mencari tempat duduk.
"Lo cari tempat, gue yang pesen" putus Karamel lalu berjalan meninggalkan Dinda sebelum mendapat persetujuan dari cewek tersebut.
"Tumben" gumam Dinda menatap punggunng Karamel yang berjalan menuju salah satu pedagang yang ada di kantin. Biasanya cewek itu yang akan mencari tempat duduk dan menyuruh Dinda untuk memesan makanan dengan alasan malas mengantri.
Dinda mengendikkan bahunya tidak peduli, lalu mulai mengedarkan pandangannya melihat sekeliling. Mencari tempat duduk yang kosong untuk dirinya dan Karamel.
Tak lama kemudian ia melihat Leo yang tengah melambaikan tangan ke arahnya. Tanpa berfikir dua kali, cewek itu segera menghampiri Leo tentu saja bersama Alvin dan Reza yang berada di bangku paling ujung.
"Mana Amel?" Tanya Alvin sesaat setelah Dinda duduk di samping Leo.
"Yaelah, baru juga gue duduk, Vin" dengus Dinda. "Tuh lagi pesen" ujar Dinda seraya menunjuk Karamel menggunakan dagunya.
Karamel yang baru saja memesan makanan, kembali dengan membawa sebuah nampan yang berisi dua mangkuk mie ayam dan dua gelas es jeruk. Kedua bola matanya mengedar menatap sekeliling mencari keberadaan Dinda. Tak lama kemudian cewek itu menemukan Dinda yang duduk di bangku paling ujung, tentunya bersama Alvin. Karamel mendengus sebelum melangkah menghampiri sahabatnya itu dengan membawa nampan yang berisi pesanan di tangannya.
"Din, pindah!" ujar Karamel setelah berdiri disamping meja yang teman-temannya tempati. Mendengar suara orang lain, membuat keempat orang tadi menoleh ke sumber suara tadi. Karamel berdiri di samping Dinda dengan nampan di tangannya. Melihat Karamel berada disana, membuat Reza antusias.
Cowok itu menelan bakso di mulutnya lalu berkata "Ngapain pindah sih, Ra? Kan di sini ada ayang beb lo"
Tanpa menoleh pada reza, Karamel menjawab "Bukan urusan lo"
"Widiih galak amat lo"
Karamel diam, menghiraukan ucapan Reza.
"Lo tetep di sini, atau ikut gue pindah?" Tanya Karamel memberi dua pilihan pada Dinda.
Dinda mengernyit bingung "Kenapa sih? Biasanya juga kita duduk berlima di sini. Lagian mau duduk dimana lagi, semua tempat udah penuh"
"Terserah lo kalo mau tetep di sini" sahut Karamel kemudian meletakkan nampan di atas meja dan mengambil pesanan milik Dinda. Ketika ia hendak mengangkat nampan itu kembali, sebuah tangan menahannya.
Karamel menoleh dan mengetahui pemilik tangan itu yang tak lain adalah Alvin. "Lo tetep di sini" ujar Alvin lebih seperti perintah yang tak terbantahkan.
"Gue bisa cari tempat lain" tolak Karamel melepas tangan Alvin dari tangannya.
Nampan tersebut berhasil ia angkat, namun detik berikutnya cewek itu terkejut ketika nampan itu di tarik paksa oleh Alvin dari tangannya. Bola matanya melihat Alvin meletakkan nampan itu di samping mangkok bakso yang tinggal setengah miliknya. Seolah menyuruh Karamel untuk duduk disamping nya.
Alvin segera memotong ucapan Karamel ketika cewek itu hendak membuka mulutnya. "Waktu istirahat tinggal lima belas menit lagi. Lo pilih cepet makan di sini atau debat sama gue?"
Karamel mendengus. Mau tidak mau ia terpaksa duduk di samping Alvin. Cowok itu tersenyum tipis ketika berhasil membuat atau lebih tepatnya memaksa Karamel untuk duduk bersamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because I Love You || END
Ficção Adolescente[31/01/19] Rank #1 in cuek [31/01/19] Rank #7 in teenfanfic [21/05/19] Rank #1 in protective Mengapa aku harus bertahan dengan mu.? Bertahan dengan sifat mu yang dingin. Bertahan dengan sifat mu yang tidak pernah peka. Bertahan dengan sifatmu yan...