19. Salah Siapa?

4.2K 161 17
                                    

Peluit panjang telah dibunyikan oleh Pak Yoga selaku guru olah raga serta wasit untuk pertandingan kali ini. Menandakan bahwa permainan telah usai.

Alvin dan pemain lain serempak menghentikan permainan yang dimenangkan oleh tim Alvin lalu berjalan ke pinggir lapangan untuk beristirahat. Baru saja Alvin menginjakkan kakinya di pinggir lapangan, langkah cowok itu sudah dihadang oleh Nadya. Alvin menatap Nadya dengan tatapan datar, sedangkan cewek itu mengembangkan senyumnya seraya menyerahkan sebotol air minum kepada Alvin.

"Minum buat lo" ujarnya.

"Gak usah, makasih" tolak Alvin kembali berjalan namun dihadang lagi oleh cewek itu.

"Terima aja, Vin. Gue tau lo pasti haus" paksa nya.

"Gue udah punya"

"Vin, minum lo gue abisin!" cowok itu langsung mengalihkan tatapan nya kepada Leo yang barusan berteriak seraya mengangkat botol minum milik Alvin yang tinggal seperempat, yang langsung dihadiahi tatapan tajam dari cowok itu.

Seakan tak takut pada tatapan Alvin, dengan tanpa dosanya Leo kembali meneguk minuman milik sahabatnya itu.

"Tuh kan, minuman lo aja diabisin sama Leo" Nadya kembali bersuara.

"Gue bisa beli lagi" Alvin kembali menolak.

Namun hal itu tidak berpengaruh pada Nadya, cewek itu terus memaksa sampai Alvin mau menerima minuman pemberiannya. "Daripada lo ke kantin dulu, masih antri juga, mending minum ini aja"

Alvin tampak bergeming menatap botol air mineral yang dipegang cewek dihadapannya itu. Kalau dipikir, memang benar apa yang dikatakan Nadya barusan. Bisa saja ia membeli lagi di kantin, tapi pasti akan memakan waktu yang lama karena harus antri dulu. Belum lagi ia sudah merasakan kerongkongannya kering akibat bermain futsal barusan.

"Thanks" dengan cuek Alvin menerima botol air yang dipegang Nadya lalu melewati cewek itu dan duduk di bangku pinggir lapangan.

Sedangkan Nadya menyunggingkan senyum miring, seraya melirik Karamel yang ada di lantai dua. Sejak tadi ia sudah melihat Karamel berdiri disana, dan sudah dipastikan cewek itu melihat dirinya yang memberikan air minum kepada Alvin.

Disisi lain, Alvin yang tak tahu apapun segera membuka penutup botol  itu dan meminum isi nya sampai tinggal setengahnya. Setelah itu ia mengalihkan perhatiannya pada ponsel yang ada disampingnya. Diraih nya benda berbentuk pipih itu dan membuka sebuah chat yang diterimanya dari Karamel.

KaramelChar
Enak ya, abis olah raga trus disamperin pacar, dikasih air pula😌 langsung ilang deh cape nya😏

Cowok itu mengerutkan keningnya lalu melihat sekitar. Ia tidak menemukan tanda-tanda adanya Karamel disana. Tapi bagaimana cewek itu tau kalau Nadya memberikan minuman tadi?

Cowok itu mengendikkan bahunya, tak peduli.

'Bodo deh, urus nanti' pikirnya lalu kembali meneguk sisa air yang tinggal setengah.

Alvin melirik sekilas pada Nadya yang tanpa permisi tiba-tiba duduk disampingnya. "Oh ya, Vin. Nanti kan..." dengan cuek, Alvin beranjak dari duduknya sebelum Nadya menyelesaikan ucapannya.

"Kebiasaan!" umpat Nadya kesal.  "Kali ini lo boleh tolak gue, lo boleh cuekin gue. Tapi lihat aja, Vin. Suatu saat lo pasti akan ngemis cinta sama gue" tambahnya seraya menatap punggung Alvin yang semakin menghilang.

"Masih siang, gak usah mimpi dulu" Nadya tersentak saat melihat Leo berdiri disebelahnya dan berkata demikian. "Gue saranin ya, Nad. Udah lah, gak usah usik kehidupan Alvin lagi, gak usah ngarep kalo Alvin bakalan jadi pacar lo" tambahnya menatap lurus bola mata Nadya.

Because I Love You || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang