46. Pulang Tanpa Alvin.

2.9K 192 38
                                    

Suasana kantin SMA Rajawali penuh sesak seperti biasa. Untung saja kelas XI IPA 3 sudah keluar terlebih dahulu, sehingga membuat Karamel tidak perlu repot-repot untuk mengantri dan berdesakan dengan murid lain untuk memesan makanan. Ketika murid lain tengah sibuk berdesak-desakan, Karamel, Reza dan Dinda sudah duduk manis di bangku paling pojok dengan pesanan yang sudah di hadapan mereka masing-masing. Tak lupa mereka juga telah memesan untuk Alvin dan Leo yang tak kunjung muncul batang hidungnya.

"Itu kan HP nya Alvin, Ra. Kok ada di elo?" Tanya Reza baru menyadari bahwa ponsel yang sedari tadi ia bawa adalah milik sahabatnya.

"Ya bisa lah." jawab Karamel seadanya. Cewek itu tengah bermain game candy crush yang baru saja ia install.

"Kalian tukeran HP? Tumben." tebak Dinda setelah menelan bakso yang ada di mulutnya. Selama kurang lebih dua tahun Alvin dan Karamel pacaran, baru kali ini mereka bertukar ponsel.

"HP gue kebawa sama ice bear itu kemarin, tadi pagi gue tanyain ternyata ketinggalan di rumah. Trus gue disuruh bawa HP dia." jawab Karamel tanpa mengalihkan pandangannya dari benda pipih tersebut.

"Berarti yang bales chat gue tadi, elo dong?" Tanya Reza.

"Siapa lagi." sahut Karamel singkat.

"Anjir." gumam Reza kesal. "BTW, udah lo cek in belum isi HP nya Es Batu itu?" Tanya Reza.

Karamel mengernyit sebentar lalu menggeleng. "Buat apa coba?"

"Bego' banget sih lo. Ya lo cek in whatsapp nya, LINE, DM. Siapa tau Alvin ada chating-an sama cewek lain." sahut Reza mengompori Karamel.

"Nggak usah ngehasut pacar gue lo!" Reza menelan ludahnya mendengar suara serak milik Alvin. Tak lama setelah itu, Karamel merasa ada telapak tangan yang mengacak rambutnya. Tanpa ditanya, Karamel sudah mengetahui pelakunya pasti Alvin.

'Anjir, rambut gue yang diacak-acak kenapa hati gue yang berantahkan?' gerutu Karamel dalam hati.

"Pesanan gue sama Alvin mana?" Tanya Leo sesaat setelah cowok itu mendudukkan bokongnya di samping Dinda.

"Silahkan, Tuan. Sudah saya pesankan tadi, silahkan dimakan, semoga keselek trus mati." ujar Reza menggeser mangkok bakso dan gelas berisi es teh ke hadapan Leo.

"Reza, doanya!" tegur Dinda. Sedangkan sang pelaku hanya menunjukkan senyum tak berdosanya.

"Wah makasih, akhirnya babu gue ada gunanya juga." jawab Leo seraya memekan bakso milikinya.

"Sialan!" dengus Reza. Jadi selama ini Leo hanya menganggapnya sebagai pembantu? Miris.

Beralih dari Reza dan Leo, kita ganti view ke arah Alvin dan Karamel. Cewek itu tetap fokus dengan game dihadapananya itu meskipun Alvin sudah datang dan duduk di sampingnya.

"Ada chat gak?" Tanya Alvin kepada Karamel.

"Ada, dari Nadya. Cuma ngingetin ntar jangan lupa ada bimbingan." Alvin mengangguk mengerti mendengar jawaban Karamel. "Makan dulu, game nya dilanjut ntar!" Karamel tersentak karena lagi-lagi Alvin merebut ponsel dari tangannya.

"Bentar lagi, dikit lagi menang itu!" protes Karamel. Alvin hanya menggeleng lalu meletakkan benda tersebut di sampingnya, yang pasti akan menyulitkan Karamel untuk menjangkaunya.

"Makan dulu!" perintah Alvin tak terelakkan. Karamel hanya mendengus pasrah, tak ada pilihan lain selain menuruti pacar nya itu.

***

Karamel baru saja meneyelesaikan hukumannya untuk mengepel lantai koridor. Sekarang ia tengah mencari Alvin untuk mengembalikan ponsel milik cowok itu. Kedua kakinya melangkah, tujuannya yaitu perpustakaan. Sesuai isi pesan Nadya yang ia baca tadi, mereka akan melakukan bimbingan di ruangan penuh buku tersebut.

Because I Love You || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang