Sinar mentari dipagi yang cerah ini perlahan masuk melalui celah kaca jendela yang masih tertutup oleh tirai. Membuat tidur gadis ini sedikit terusik.
Bukannya segera bangun, Karamel lantas menarik selimut nya hingga menutupi seluruh kepalanya.
'Clek!'
Pintu putih itu berhasil dibuka dengan mudah oleh Alvin.
Pertanyaannya, bagaimana Alvin bisa masuk apartement Karamel dengan mudah?
Jawabannya gampang, tentu saja pemuda itu tau kata sandi apartement gadisnya ini.Pemuda itu menggeleng pelan melihat Karamal masih meringkuk diatas tempat tidur dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya, dari ujung kaki sampai ujung kepala.
Tujuannya datang kemari pagi-pagi adalah untuk menjemput dan mengajak gadisnya itu berangkat kesekolah bersama. Ia tidak mau Karamel kembali telat seperti kemarin.
Dengan kasar, ia menarik selimut yang melindungi tubuh Karamel.
Gadis itu tersentak namun tak lama ia kembali melanjutkan tidurnya. Tanpa memperdulikan selimutnya yang ditarik dan dicampakkan begitu saja dilantai oleh Alvin.
"Bangun!" ucap Alvin datar.
"Lima menit lagi" gumam Keyla.
"Gak ada. Bangun sekarang" ucapnya lagi, kali ini dengan menarik lengan Karamel supaya gadis itu bangun.
"Ck, Al. Lo apaan sih?" sentak Karamel dengan mata setengah terpejam.
"Bangun gue bilang. Trus mandi, jangan kebo jadi cewek"
"Lo tuh ya, kalo bangunin yang romantis dikit kek, yang lembut gitu. Lah ini maen tarik aja" gerutu Karamel.
"Gak usah bawel. Lo mandi sekarang" suruh Alvin mendorong tubuh Karamel yang sudah berdiri menuju kamar mandi.
"Lo lama-lama kaya emak gua ya, Al. Heran deh" gumam Karamel sebelum menutup pintu kamar mandi.
Alvin tetap memasang wajah datarnya lalu melangkahkan kaki keluar kamar Karamel. Berniat menunggu gadis itu diruang makan.
***
Kini Karamel dan juga Dinda tengah berjalan dengan santai menuju ke kelas mereka.
Karamel dan Alvin telah berpisah sejak diparkiran tadi dengan alasan bahwa Alvin ada urusan OSIS mendadak. Dan Karamel mencoba mengerti itu.
Sesampainya didepan mading, kedua gadis itu menghentikan langkahnya saat melihat beberapa anggota OSIS tengah memasang beberapa poster disana.
"Ada pengumuman apaan tuh, Ra? Lihat yuk!" Karamel hanya menjawab dengan anggukan ajakan Dinda tadi.
Lalu kedua nya berjalan menuju mading dan membaca pengumuman yang barusan dipasang oleh anggota OSIS.
"Wiih asik, taun ini ada bazar lagi!" pekik Dinda setelah melihat isi dari pengumuman tersebut.
"Kan emang gitu tradisinya tiap taun sekolah kita kan selalu ngadain bazar" sahut Karamel.
Memang benar bahwa setiap tahunnya sekolah mereka selalu mengadakan bazar, dan mewajibkan setiap kelas dari kelas 10 sampai kelas 12 harus membuka stand masing-masing. Yang nanti hasil dari bazar tersebut akan disumbangkan ke panti asuhan.
"Kira-kira kelas kita mau buka stand apa ya?" tanya Dinda.
"Mana gue tau. Lagian sejak kapan sih lo peduli ama ginian. Taun lalu juga ogah-ogahan lo" sahut Karamel.
"Gak tau juga sih. Mungkin karna ketua pelaksananya ketos ganteng" ucap Dinda menaik turunkan alisnya menatap Karamel.
"Masih gue lihatin lo ya, kutil semut" sentak Karamel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because I Love You || END
Teen Fiction[31/01/19] Rank #1 in cuek [31/01/19] Rank #7 in teenfanfic [21/05/19] Rank #1 in protective Mengapa aku harus bertahan dengan mu.? Bertahan dengan sifat mu yang dingin. Bertahan dengan sifat mu yang tidak pernah peka. Bertahan dengan sifatmu yan...