Senin. Hari yang sangat ingin sekali dihindari oleh semua siswa. Hari dimana bel sekolah berbunyi beberapa menit lebih awal. Serta harus berkumpul di lapangan, berdiri dibawah terik sinar matahari untuk mengikuti upacara bendera. Belum lagi bertepatan pada hari yang sama, kelas XI IPA 3 harus menjalani ulangan matematika yang siap membuat otak meleleh kapan saja.
Selesai upacara malah harus mengerjakan soal-soal yang dapat menguras otak. Belum lagi sepasang mata yang mengawasi mereka dari depan kelas dengan tatapan setajam silet. Sungguh kombinasi yang sangat lengkap.
"REZA! NGAPAIN TENGAK TENGOK? HADAP KEDEPAN!"
"Capek, buk leher saya hadap depan mulu"
"DIVA, NAYA. INI ULANGAN, BUKAN DISKUSI. DIAM!"
"Iya, buk"
"DINO, KERJAKAN SOALNYA. MALAH TIDUR"
"Ngantuk, buk. Tidur bentar"
"DINDA, NGAPAIN KAMU LIHAT JAWABANNYA KARAMEL? NYONTEK?"
"Fitnah aja si ibuk. Cuma lihat doang"
"KERJAKAN SENDIRI-SENDIRI, WAKTU TINGGAL 5 MENIT LAGI"
Sontak, semua siswa langsung mendesah frustasi mendengar intrupsi dari Bu Rini.
"Buset, cepet banget"
"Gue baru ngerjain dua, anjir"
"Woy, Lan. Nomor 4 caranya gimana?"
"Nyontek dong gue, jangan pelit lo"
"JANGAN BERISIK! KUMPULKAN SEKARANG!"
Teriakan dari Bu Rini sukses membuat semua siswa diam dan dengan berat hati berjalan kedepan untuk mengumpulkan soal beserta lembar jawaban mereka. Yang diyakini akan banyak jawaban yang salah.
"Ulangan matematika berasa ulangan bahasa indonesia, ngarang bebas gue tadi"
"Lagian ngasih soal susah banget, kaya soalnya profesor aja"
"Otak gue udah leleh sampe tumpeh-tumpeh"
"Jawaban gue absurd banget tadi" ujar Reza mengacak rambutnya frustasi.
"Kaya muka lo tuh absurd" celetuk seraya Dinda memasukkan buku nya kedalam tas.
"Lo tadi ngapa kagak kasih gue contekan sih, Din?"
"Boro-boro mau kasih lo contekan. Matanya bu Rini udah mau keluar melototin gue terus tadi" ujar Dinda.
"Lo mau kemana, Ra?" Tanya Dinda saat melihat Karamel tengah berjalan yang hampir mencapai pintu kelas.Cewek itu menghetikan langkahnya lalu berbalik menatap Dinda sebelum menjawab pertanyaan sahabatnya itu.
"Gue mau ketoilet dulu, kalian duluan aja ke kantin. Nanti gue nyusul"
Setelah melihat keduanya mengangguk, Karamel kembali melanjutkan langkah nya yang sempat terhenti untuk pergi ketoilet.
"Kuy lah ke kantin, laper gue" ajak Reza seraya menarik pelan kerah bagian belakang seragam Dinda.
"Eh geblek, gue bukan kucing!" Sentak Dinda menepis tangan Reza dengan kasar.
Sementara Reza tertawa melihat Dinda yang tengah kesal dan berjalan mendahuluinya.
***
Karamel yang baru saja keluar dari toilet lekas berjalan menuju kekantin untuk segera menemui teman-temannya dan sekaligus mengisi perutnya yang sudah mulai lapar.
Namun saat ia telah sampai dikoridor, tepatnya didepan perpus. Tiba-tiba ada orang yang memanggil namanya. Ketika ia menoleh, ia melihat Bu Tika guru bahasa inggris di sekolahnya yang baru saja keluar dari perpustakaan dan berjalan menghampirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because I Love You || END
Roman pour Adolescents[31/01/19] Rank #1 in cuek [31/01/19] Rank #7 in teenfanfic [21/05/19] Rank #1 in protective Mengapa aku harus bertahan dengan mu.? Bertahan dengan sifat mu yang dingin. Bertahan dengan sifat mu yang tidak pernah peka. Bertahan dengan sifatmu yan...