10. Dingin Kembali

4.8K 219 4
                                    

Dengan masih mempertahankan senyumnya, cewek itu segera mengambil wudhu sesuai perintah Alvin tadi.

Setelah itu ia masuk dan memasang mukennah yang sudah tersedia.
Beberapa menit kemudian Dinda beserta teman-temannya menyusul.

"Subhanallah." Gumam Dinda saat imam mengumandangkan takbir.

Dinda menatap Karamel,  mengagumi suara imam mereka.

"Itu Alvin kan yang jadi imam?" Tanya Dinda.

"Seperti yang lo lihat" jawab Karamel membenarkan mukennah nya yang dirasa miring.

"Pasti beruntung deh yang jadi pacarnya Alvin. Udah ganteng, pinter, Ketua OSIS, jadi imam lagi sekarang"

"Iya, dan pacarnya ada disamping lo"

"Oh iya gue lupa" Karamel hanya memutar bola matanya malas menatap Dinda yang nyengir kearahnya.

"Sholat sholat" mereka tersadar saat seorang cewek disebelah Dinda menegur mereka untuk segera melaksanakan kewajiban nya.

***

"Cieeee yang tadi diimamin sama pacar" goda Dinda.

Kini keduanya tengah duduk di depan mushola dan sedang mengenakan sepatu.

"Paan sih lo"
Karamel sibuk membalikkan sepatunya dan mengetuk-ngetuknya sedikit Karena dirasa ada batu di dalam sana.
"Lo juga diimamin sama dia kali, kita semua bahkan. Lebay lo" tambahnya.

"Tapi kan nanti cuma lo yang akan diimamin sama Alvin, cieeee" Dinda semakin menjadi menggoda Karamel.

"Paan sih lo"

"Paan sih lo paan sih lo, tapi pipi lo merah gitu" refleks Karamel langsung memegang kedua pipi nya.

"Tau ah, rese lo, Din" ucap nya seraya beranjak berdiri.

Saat itu tanpa sengaja tatapannya bertemu dengan Alvin yang juga tengah menatapanya. Karamel yang hendak menyapa cowok itu kembali mengurungkan niatnya saat Alvin hanya menatap nya datar, bahkan tak membalas senyum dari Karamel.

'Kumat' gerutu Karamel dalam hati saat Alvin berjalan begitu saja tanpa menganggap kehadirannya.

"Woy, kok gue ditinggal sih, Ra?" Dinda menepuk pundak Karamel sehingga membuat cewek itu sedikit tersentak kaget.

"Kaget gue, nyet" seru Karamel.

"Yeee biasa aja kali mbak nya. Lagian tadi gue cuma nepuk pundak lo, bukannya nabok. Lebay amat" ujar Dinda.

"Ngapain lo bawa-bawa si amat. Lo nyari amat? Di kelas noh" balas Karamel lalu melangkahkan kakinya meninggalkan Dinda.

"Ogah banget gue bawa-bawa si amat. Berat, biar Dilan aja" gumam Dinda lalu menyusul Karamel yang sudah berjalan mendahuluinya.

***

Kini Dinda dan Karamel tengah memasukkan buku-buku mereka ke dalam tas masing-masing dikarenakan jam pulang sekolah telah tiba.

"Ra, lo jadi kan pulang bareng gue?" tanya Dinda seraya menyampirkan tas ke pundaknya.

"Iyalah, emang nya lo tega biarin sahabat lo yang cantik ini pulang sendiri?" sahut Karamel.

"Alay lo, nyet" Dinda mendengus seraya menoyor kepala Karamel, sedangkan cewek itu hanya tertawa kecil.

"Din, polpen gue gak ada. Lo colong ya?" seru Reza tiba-tiba.

Dinda langsung mengalihkan pandangannya ke cowok itu dan menatapnya tajam.

"Eh upil monyet, sembarangan lo kalo ngomong. Kurang kerjaan banget gue ngambil polpen lo" balas Dinda.

Because I Love You || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang