37. Hukuman.

3.9K 175 9
                                    

Karamel menatap pagar besi yang menjulang tinggi di hadapannya itu lalu menghela nafas. Pagar tersebut telah tertutup rapat menandakan bahwa ia kembali terlambat datang ke sekolah untuk yang kesekian kalinya. Tak jauh dari tempatnya berdiri, ia bisa melihat punggung Alvin yang tengah mengawasi murid-murid yang tengah dihukum di lapangan.

"Sial! Yang jaga Alvin lagi"

Berdasarkan pengalaman sebelumnya, ia tidak boleh ketahuan Alvin jika hari ini ia terlambat jika tidak ingin terkena hukuman dari cowok tersebut. Mengingat bahwa cowok tersebut tidak pernah pandang bulu kepada orang yang ia hukum. Meskipun Karamel pacarnya sendiri, jangan harap Karamel akan lolos begitu saja.

"Woy, anj! Tungguin gue!" Sekilas Karamel mendengar teriakan seseorang walaupun dengan volume pelan, disusul dengan derap langkah kaki beberapa orang di belakangnya.

Detik itu juga Karamel langsung menoleh ke belakang. Dan melihat sekitar lima orang cowok dengan seragam yang sama dengan dirinya tengah berjalan menuju pagar samping sekolah.

Karamel pun berinisiatif untuk mengikuti mereka. Yang ia yakini pasti bernasib sama seperti dirinya, siapa tahu Karamel dapat masuk ke sekolah tanpa di ketahui oleh Alvin berkat bantuan mereka.

Benar dugaan Karamel, kelima cowok yang ternyata kakak kelasnya itu tengah memanjat pagar samping sekolah dengan menggunakan sebuah tangga yang terbuat dari bambu.

"Woy!" Teriak Karamel membuat kelima cowok itu serentak menoleh ke arahnya.

Karamel tertawa pelan melihat wajah-wajah tegang dari mereka. Cewek itu kemudian berjalan menghampiri kelima cowok tersebut.

"Lo bukannya pacar Ketos itu kan?" Willy, cowok yang tadi menaiki tangga kini beralih menuruni tangga dan melontarkan pertanyaan kepada Karamel.

Sementar Karamel sempat tertegun ketika cowok itu mengenali dirinya. "Lah, lo tau gue ternyata"

"Mau ngapain lo disini? Mau ngadu ke cowok lo kalo kita telat trus panjat pager biar kita dihukum gitu?" Karamel mengernyitkan dahinya mendengar penuturan Sena, cowok bertubuh berisi yang bertugas memegangi tangga.

"Dih, sok tau banget sih lo. Kalo gue aduin kalian, otomatis gue juga dihukum lah" sahut Karamel.

Willy maju perlahan menghampiri Karamel. Lalu berhenti setelah berjarak satu langkah di depan cewek itu. Willy memandang Karamel dari atas sampai bawah dengan tatapan menyelidik. "Jangan bilang kalo lo telat juga"

"Nah itu lo tau" sahut Karamel seraya tersenyum lebar. "Jadi gue kesini buat minta bantuan sama kakak-kakak supaya bantuin gue biar bisa masuk ke sekolah tanpa ketahuan sama Ketos itu"

"Pacarnya Ketos kok telat" celetuk cowok jangkung yang berdiri di belakang Willy seraya bersedekap dada.

Celetukkan Faren tersebut mengundang gelak tawa dari ke empat temannya yang lain. Sementara Karamel hanya mendengus kesal.

"Udah ketawanya? Jadi, mau bantuin gue kan? Gua janji bakalan kasih apapun yang kalian mau deh"

"Oke, kita bakal bantuin lo, tapi dengan syarat lo gak bakal ngadu sama pacar lo itu"

"Cuma itu doang? Gampang. Kalo gue ngadu sama aja dengan bunuh diri lah"

"Yaudah, bagus deh kalo gitu. Galang, coba lo cek anggota OSIS itu ada di mana"

Detik itu juga cowok yang bernama Galang tersebut langsung menaiki tangga dan melihat ke dalam sekolah setelah sampai di atas pagar.

"Gawat, Bos. Alvin jalan ke sini, kayaknya mau ngecek di sini deh" seru Galang membuat Willy seketika menoleh ke arah Karamel.

Because I Love You || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang