50. Karamel Ngambek (2)

4.3K 232 98
                                    

Karamel dan Vera tengah duduk di atas sofa. Menikmati tayangan televisi yang tengah menampilkan siaran sinetron.

Setelah makan siang tadi sebenarnya Karamel sudah meminta Alvin untuk mengantarnya pulang. Namun Vera memaksa Karamel untuk menginap malam ini, kebetulan besok juga hari minggu. Tidak enak jika menolak permintaan Vera, akhirnya Karamel mengiyakan permintaan wanita itu walaupun sedikit terpaksa.

Jika biasanya Karamel akan senang dan dengan suka hati mengiyakan permintaan Vera untuk menginap di rumahnya, namun untuk saat ini Karamel melakukannya dengan terpaksa. Ingatkan bahwa Karamel masih marah dengan Alvin. Bahkan cowok itu nampak acuh dengan kemarahan Karamel sekarang tanpa ada niatan untuk memperbaiki nya.

"Nah kan, sukurin! Makanya jangan jadi pelakor. Iya, marahin aja tuh cewek kayak gitu." Karamel mengalihkan pandangannya kesamping tepatnya kepada Vera yang nampak kesal dengan adegan sinetron di televisi.

Seumur-umur baru kali ini Karamel menonton sinetron. Jika bukan karena Vera sendiri yang meminta untuk ditemani menonton, Karamel lebih memilih untuk menikmati drakor yang menampilkan oppa-oppa tampan dengan roti sobeknya dibandingkan melihat orang yang merebutkan harta warisan atau suami orang.

Namun karena ingin mengambil hati sang calon mertua, Karamel rela menonton siarang yang membuat ia menghela nafas selama sinetron tersebut ditampilkan.

"Kamu jangan kayak gitu ya, Ra. Suka selingkuh. Alvin juga udah tante bilangin buat setia, gak usah aneh-aneh. Nanti jadinya kayak di sinetron itu, malu-maluin."

"Iya, Tante." sahut Karamel mengiyakan ucapan Vera.

Ngomong-ngomong tentang Alvin, cowok itu tengah berada di dalam kamarnya sedari tadi. Entah apa yang cowok itu lakukan Karamel tidak peduli. Mengingat tentang Alvin membuat Karamel kembali kesal. Pacarnya masih marah, ia malah meditasi di dalam kamar.

"Karamal ke dapur dulu ya, Tante. Mau ambil minum." pamit Karamel.

"Oh iya, Ra." sahut Vera tanpa mengalihkan pandangannya dari televisi.

Membuat Karamel sempat berfikir, apa semenarik itu ya?

"Tante mau diambilin minum sekalian?" tawar Karamel.

"Enggak usah, nanti Tante ambil sendiri." Karamel menganggukkan kepalanya yang mustahil dilihat oleh Vera lalu melangkahkan kakinya menuju ke dapur.

Sesampainya di dapur, Karamel segera mengambil gelas dan membuka kulkas lalu menuangkan air putih dari dalam botol ke gelas yang telah ia ambil. Setelah air yang diambil ia rasa cukup, Karamel menutup botol tersebut dan mengembalikannya ke dalam kulkas.

Ditenggaknya air putih tersebut hingga habis setengah gelas. Namun gerakan minumnya segera berhenti ketika ia melihat Alvin yang tengah berjalan ke arahnya. Dengan cepat Karamel langsung menenggak air tersebut hingga habis tak tersisa. Lalu ia meletakkan gelas bekasnya kedalam bak pencuci piring.

Tak ingin lama-lama di tempat yang sama dengan Alvin, Karamel segera melangkahkan kakinya. Namun tepat di samping Alvin, cowok itu langsung menahan lengan atas nya membuat langkah Karamel terhenti.

"Lepas!" Karamel berontak, mencoba melepaskan cengkraman Alvin pada lengannya. Namun semakin ia berontak, semakin erat Alvin menahan lengannya.

"Al, sakit! Gila lo!" sentak Karamel kesal karena Alvin yang tak ingin melepaskan tangannya.

Tanpa mengucapkan apapun, Alvin menyeret Karamel. Sekuat apapun Karamel berontak, tetap kalah dengan tenaga Alvin. Karena lelah berontak dan tak membuahkan hasil, Karamel akhirnya diam dan membiarkan Alvin membawa ia ke kamar cowok itu.

Because I Love You || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang