Karamel duduk didalam pesawat seraya melihat ke luar jendela. Menyajikan hamparan awan putih dari luar jendela.
Pikirannya menerawang memikirkan Alvin. Baru beberapa menit berpisah, ia sudah merindukan pria dingin itu.
'Drama banget sih gue. Baru pisah 20 menit masa udah kangen sama Alvin' gumamnya dalam hati.
Sedangkan Fakhri yang duduk disamping Karamel tengah mencari bahan obrolan dengan Karamel. "Oh iya, lo ke Melbourne ada apa? Liburan atau..."
"Ketemu orang tua" potong Karamel.
"Oh, orang tua lo disana?" tanya Fakhri lagi dan dijawab anggukan kepala oleh Karamel.
"Lo sendiri, mau ngapain ke Melbourne?" tanya Karamel balik.
"Ketemu seseorang" jawab nya menerawang keatas.
"Pacar yaaa???" tanya Karamel dengan senyum menggoda.
"Sok tau" ujar Fakhri lalu mengacak puncak kepala Karamel.
"Yeeee gue kan cuma tanya, kaga usah diacak-acak juga rambut gue" kesal Karamel seraya merapaikan kembali rambutnya.
Sementara Fakhri nampak tertawa pelan melihat ekspresi Karamel.
Selanjutnya mereka mengisi perjalanan menuju Melbourne dengan obrolan serta sesekali tertawa ketika ada yang lucu menurutnya.
***
Lain halnya dengan Alvin yang nampak tenang, bertolak belakang dengan perasaan Karamel saat ini. Cowok itu nampak tenang seraya memainkan game yang ada di ponsel miliknya.
"Woy, pacar nya pergi santai banget lo" Reza menepuk pelan pundak Alvin lalu duduk disamping cowok itu.
"Trus gue harus gimana? Nangis kejer sambil lihatin fotonya Karamel gitu? Alay" sahut Alvin cuek.
"Paling gak lo agak sedih atau apa gitu kek, lempeng banget tuh muka" sahut Leo yang tengah menyalin PR milik Alvin.
Kini mereka berdua tengah berada dikantin seraya menunggu bel masuk berbunyi.
"Gue curiga, pas pembagian ekspresi lo pasti gak dateng" cibir Reza.
"Karamel pergi bukan buat perang. Ngapain juga gue sedih" ujar Alvin tetap fokus pada ponsel ditangannya.
"Lo gak mau hubungin dia?" tanya Reza.
"Pesawatnya baru berangkat, kemungkinan masih didalam pesawat. Gak mungkin kan gue hubungin Karamel sekarang" sahut Alvin. "Lagian yang pergi pacar gue, kenapa kalian yang ribet?!" tambahnya.
"Lah iya yak" ujar Reza dan Leo bersamaan seraya menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.
"Yaudah, Karamel buat gue aja jadi biar gue yang ribet" ujar Reza nyengir kearah Alvin.
"Mati dulu lo!" Sentak Alvin galak.
***
Kini pesawat yang ditumpangi Karamel telah sampai di tujuan. Setelah berjam-jam duduk didalam pesawat, ia sekarang bebas merenggangkan otot-ototnya.
"Gila, capek banget gue" gumam nya setelah selesai merenggangkan otot nya yang terasa kaku akibat perjalanan tadi.
"Ra, udah di jemput?" tanya Fakhri yang muncul dari balik punggung Karamel.
"Eh, iya tapi kayanya belum dateng deh" jawab Karamel.
"Mau bareng gue aja?" tawar Fakhri.
"Engga usah, lagian gue juga gak tau alamat rumah nya orang gue dimana. Lupa hehe" sahut Karamel tersenyum garing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because I Love You || END
Teen Fiction[31/01/19] Rank #1 in cuek [31/01/19] Rank #7 in teenfanfic [21/05/19] Rank #1 in protective Mengapa aku harus bertahan dengan mu.? Bertahan dengan sifat mu yang dingin. Bertahan dengan sifat mu yang tidak pernah peka. Bertahan dengan sifatmu yan...