Hari minggu yang cerah memang tepat untuk menghilangkan penat. Seperti menghabiskan waktu di taman seraya menikmati es krim atau berjalan-jalan di mall seperti yang dilakukan oleh dua cewek yang tak lain yaitu Karamel dan Dinda. Sesuai kata Dinda di telfon tadi, ia mengajak Karamel untuk having fun dengan jalan-jalan di mall. Entah itu untuk makan, belanja, nonton fim atau bahkan bermain di time zone.
"Lo mau beli apa sih, dari tadi muter-muter mulu?" ujar Karamel yang mulai jengah menunggu Dinda memilih sepatu sesuai keinginannya.
Setelah menonton fim di bioskop mereka mampir ke sebuah toko sepatu, karena Dinda berkata pada Karamel jika dirinya ingin membeli sepatu. Namun hampir satu jam di toko tersebut, Dinda tak juga menemukan sepatu yang diinginkannya. Tak ayal hal itu membuat Karamel kesal.
"Bentar, Ra. Gue belum nemu yang cocok nih." jawab Dinda membuat Karamel berdecak.
"Dari tadi itu mulu jawaban lo," dengus Karamel. "Emang nya lo cari sepatu model gimana sih?"
"Gue juga gak tau " Dinda menjawab seperti tanpa dosa seraya nyengir ke arah Karamel membuat ia ingin memukul kepala Dinda hingga pingsan supaya ia bisa cepat pergi dari toko tersebut.
"Kaleng krupuk kalo dikasih nyawa ya gini, touloul." ujar karamel gemas seraya menjitak dahi Dinda.
"Ya makanya lo bantuin gue milih, jangan cuma ngomel aja kayak emak-emak komplek."
"Lo sendiri aja gak tau mau beli sepatu macem gimana, malah nyuruh gue buat milih. Situ waras?" Karamel ngegas. Maklum, efek lapar membuat Karamel susah mengontrol emosinya.
"Pilih sesuka lo de, Ra, yang menurut lo bagus." Dinda menunjukkan wajah memelasnya.
"Lagian lo aneh, gak tau mau beli sepatu apa malah belok ke sini."
"Pengen beli aja, bosen sama sepatu yang lama."
Karamel mendengus. "Anak sultan."
Akhirnya setelah melalui perdebatan panjang, Karamel memilihkan sebuah sepatu berwarna merah maroon untuk Dinda. Tanpa pikir panjang cewek itu langsung setuju dengan pilihan sahabatnya itu, mengingat jika dirinya belum mempunyai sepatu dengan warna tersebut.
Setelah membayar sepatu tersebut, kini keduanya berjalan menuju foodcourt untuk mengisi perut yang sudah berbunyi sejak tadi. Apalagi Karamel yang menahannya sejak film berakhir, namun naas temannya itu malah menahannya di toko sepatu hampir selama satu jam.
"Harus banget ya difoto gitu?" tanya Karamel ketika melihat Dinda memotret makanan di hadapannya sebelum menyantapnya.
"Harus dong, nanti diupload di instastory biar gue gak ngenes, hari minggu tuh keluar." sahut dinda seraya memposting hasil jepretannya di akun instagram miliknya.
"Alay" cibir Karamel yang tengah menyuapkan makanan ke mulutnya.
"Kelamaan pacaran sama Alvin mulut lo makin pedes." sewot Dinda sedangkan Karamel hanya tertawa menanggapinya.
Kemudian keduanya melanjutkan makan denga tenang, sesekali diselipkan percakapan-percakapan ringan.
"Dinda, Kara? Gak nyangka ketemu kalian disini." dengan serempak, keduanya menoleh ketika seseorang memanggil nama mereka berdua.
"Eh Nico!" seru Dinda dengan antusias, berbeda dengan Karamel yang menampilkan raut wajah biasa saja.
"Kalian berdua aja?" tanya Nico dengan senyum dibibirnnya.
"Iya nih. Lo, sendiri aja? Kapan berduanya?" goda Dinda membuat Nico tertawa kecil.
"Sialan lo!" balas Nico. "Gue boleh duduk di sini gak? Kososng kan?" ijin Nico seraya menunjuk kursi kosong di antara Dinda dan Karamel, kebetulan kedua cewek itu duduk berhadapan. Dan masih ada kursi kosong disebelah kanan dan kiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because I Love You || END
Teen Fiction[31/01/19] Rank #1 in cuek [31/01/19] Rank #7 in teenfanfic [21/05/19] Rank #1 in protective Mengapa aku harus bertahan dengan mu.? Bertahan dengan sifat mu yang dingin. Bertahan dengan sifat mu yang tidak pernah peka. Bertahan dengan sifatmu yan...