"Maaf" bisik Alvin tepat disamping telinga Karamel, sedikit membuat cewek itu bergidik karena hembusan nafas dari Alvin yang mengenai daun telinga serta leher jenjangnya tersebut.
Karamel kembali mengusap air matanya kasar. Kemudian melepas pelukan Alvin lalu berbalik menatap cowok itu.
"Lo tau? Gue nyesel pulang cepet demi lo kalo tau bakal gini akhirnya"
Alvin mencoba meraih lengan Karamel, namun lagi-lagi cewek itu menepisnya. "Mel. gue tanya sama lo. Gimana perasaan lo saat tau pacar lo lagi jalan berdua sama cowok lain?" Alvin menarik nafas panjang lalu menghembuskannya. "Gue udah percaya sama lo, tapi lo hancurin kepercayaan gue, Mel. Gue kecewa saat gue tau lo jalan sama cowok lain disana."
"Trus apa bedanya sama lo, gue tanya" sentak Karamel. "Lo juga pernah pergi sama cewek lain kan? Bahkan telfon dari gue aja, dia yang angkat"
"Gue punya alasan untuk itu" sanggah Alvin.
"Apapun alasannya, lo tetep egois, Al" sahut Karamel. "Gue pulang" tambahnya lalu membalikkan badan meninggalkan Alvin dikamarnya.
Sementara Alvin hanya diam menatap punggung Karamel yang hilang dibalik pintu tanpa ada niatan untuk mengejar cewek itu.
Karamel berjalan cepat menuruni anak tangga. Mengabakan keselamatannya yang bisa saja terjatuh karena kurang hati-hati. Sesampainya di lantai bawah ia melihat Vera yang berjalan ke arah nya seraya membawa nampan yang berisi dua gelas minuman dan makanan ringan.
"Loh kok turun, Ra?" Tanya Vera ketika melihat Karamel yang menuruni anak tangga.
"Kara mau pulang, Tante" pamit Karamel seraya meraih sebelah tangan Vera dan menciumnya.
"Kok cepet?" Tanya Vera heran.
"Gak papa, Tante. Kara mau cepet-cepet istirahat aja di apartment"
"Berantem ya sama Alvin?" Tebak Vera membuat Karamel menundukkan kepalanya. Kediaman Karamel dianggap jawaban oleh Vera. Vera berdecak "Dasar anak itu"
"Yaudah Kara pulang aja, istirahat. Biar Tante yang bilang sama Alvin" lanjut Vera seraya mengusap puncak kepala Karamel sayang.
"Iya, Tante, terimakasih. Kara pulang dulu"
"Mau Tante suruh supir buat anterin kamu?" Tawar Vera.
"Gak usah, Tante. Kara bisa pulang sendiri naik taxi. Sekali lagi terima kasih" jawab Karamel membuat Vera menganggukan kepalanya.
Karamel berjalan menuju soffa tempat kopernya berada. Kemudian meraih pegangan koper tersebut lalu berjalan keluar rumah Alvin.
Sementara Vera yang telah melihat Karamel hilang di balik pintu langsung berjalan ke arah kamar putra semata wayangnya.
***
Karamel membuka pintu apartement nya ketika pintu coklat tersebut diketuk oleh seseorang dari luar. Ketika pintu tersebut terbuka, terlihatlah Alvin yang berdiri disana dengan mengenakan seragam sekolah lengkap.
"Ngapain lo?" Tanya Karamel ketus.
"Jemput lo, lah" jawab Alvin.
"Gak usah, gue bisa berangkat sendiri" sahut Karamel kemudian masuk kedalam apartemen untuk mengambil tas miliknya.
Setelah mendapatkan tas miliknya, Karamel menutup pintu apartement lalu menguncinya. Cewek itu berjalan meninggalkan Alvin begitu saja. Sementara Alvin menghela nafas. Hanya Karamel seorang yang mampu membuat Alvin mengendalikan emosinya. Jika tidak mengingat bahwa Karamel itu pacarnya dan seorang cewek, Alvin pasti sudah memukul Karamel saat itu juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because I Love You || END
Dla nastolatków[31/01/19] Rank #1 in cuek [31/01/19] Rank #7 in teenfanfic [21/05/19] Rank #1 in protective Mengapa aku harus bertahan dengan mu.? Bertahan dengan sifat mu yang dingin. Bertahan dengan sifat mu yang tidak pernah peka. Bertahan dengan sifatmu yan...