49. Karamel Ngambek

3.5K 192 83
                                    

Karamel mendengus kesal, kemudian mau tidak mau mengikuti Alvin dan menghampiri mobil Nadya yang masih terparkir rapi.

"Lo yang nyetir ya." ujar Nadya seraya memberikan kunci mobilnya kepada Alvin.

"Kenapa bukan lo aja?"

"Lo kan cowok, Vin." tanpa berkata apapun, Alvin menerima kunci mobil tersebut dan duduk di kursi pengemudi.

"Lo belakang ya," ujar Nadya kepada Karamel. "Secara ini kan mobil gue kalo lo lupa." tambahnya. Karamel hanya diam tak menanggapi, sementara di dalam hati ia menyumpah serapahi cewek yang sudah duduk di kursi samping Alvin.

"Belum pernah dikutuk sama emaknya Malin Kundang ya gitu." gumam Karamel kemudian masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi belakang. Menutup pintu tersebut dengan membantingnya keras, membuat kedua orang di depannya tersentak kaget.

"Santai dong, mobil mahal nih." ujar Nadya dengan nada tinggi.

"Berapa harganya? Sini gue beli, ginjal lo juga bisa gue beli kalo lo mau." sahut Karamel tak mau kalah.

Nadya hanya memutar bola matanya malas, enggan menanggapi ucapan Karamel. Sementara Alvin mulai melajukan mobil tersebut dengan kecepatan rata-rata. Meninggalkan SMA Rajawali dan membelah jalanan Ibu Kota berbaur dengan kendaraan lainnya.

"Oh iya, Vin. Tadi kan--"

'Plak!'

"Gak usah modus!" ketus Karamel memukul tangan Nadya yang mendarat di lengan Alvin yang tengah menyetir.

"Apaan sih lo, gue cuma mau ngobrol doang sama Alvin." sahut Nadya mengusap punggung tangannya yang dipukul oleh Karamel.

"Ngobrol ya ngobrol aja, gak usah modus. Yang ngobrol tuh mulut, kenapa tangan lo yang kemana-mana. Lagian jadi cewek banyak banget modusnya ke cowok orang lagi, malu mbak malu."

"Lo kok nyolot sih, masih untung ya gue bolehin lo buat ikut mobil gue."

"Oh lo gak ikhlas? Gue juga gak sudi naik mobil cewek banyakkan modus kek elo."

"Yaudah kalo gitu lo--"

"Diem!" Kedua cewek yang saling berdebat itu seketika terbungkam saat Alvin mengeluarkan suara. "Bisa diem gak kalian? Berisik!"

"Dia duluan tuh, Vin. Pukul tangan gue." adu Nadya kepada Alvin.

"Kalo lo gak modusin Alvin, gue gak bakalan tuh pukul tangan lo. Mikir, gak bakalan ada asep kalo gak ada api" ujar Karamel tak terima.

"Lo aja tuh posesif jadi cewek, gue cuma pegang tangan Alvin doang lo udah mencak-mencak." balas Nadya.

"Daripada lo, cewek kebanyakan modus--"

"Gue bilang diem!" Bentak Alvin kesal. Risih mendengar perdebatan kedua cewek itu.

"Mel, bisa gak sih lo diem? Gak usah bikin rusuh!" Alvin melirik Karamel melalui kaca kecil tepat berada di atasnya.

Karamel membolakan kedua matanya, mendengar pernyataan Alvin yang terkesan menyalahkan dirinya. "Kok lo nyalain gue sih, Al? Dia yang mulai duluan."

"Nadya gak ngapai-ngapain sebelum lo pukul tangan dia kalo lo inget."

"Dia mau pegang tangan lo asal lo tau." balas Karamel.

"Gak harus dengan mukul juga kan?"

Karamel membukan mulutnya, hendak melontarkan kata-kata namun ia urungkan. "Terserah!" Ujar Karamel pada akhirnya kemudian membuang pandangannya keluar jendela dengan mata berkaca-kaca. Tidak menyangka Alvin akan lebih membela Nadya daripada dirinya.

Because I Love You || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang