🌷 REVISED 🌷
••••
Brakkk!!!!!!!!
Semua orang di dalam kelas menatap pintu yang ditendang secara kasar itu dengan mata membelalak. Mereka tersentak ketika melihat siapa yang datang ke kelas mereka. Bagai kejutan, semua orang kompak membisu di tempatnya.
Penampilannya sungguh jauh dari kata rapih. Seragam tanpa dasi itu sudah keluar dari dalam celana. Dia memakai jaket jeans berlambang sayap berapi di dada sebelah kiri, semua orang tahu jaket itu adalah jaket kebanggaannya.
Laki-laki itu tiba-tiba menendang meja disana membuat semua orang terlonjak kaget dengan apa yang dia lakukan.
"Mana Anna?"
Keringat di dahi serta lehernya tidak sedikitpun menyurutkan ketampanan laki-laki itu. Mata tajamnya menatap semua orang di dalam kelas, hingga tatapannya bertemu dengan seseorang yang dia cari.
Tangannya terkepal kuat membungkus kuku-kuku yang memutih hingga membuat otot-otot tercentak di lengan kekarnya. Rahangnya mengeras dan tatapan itu tajam berkilat marah.
"Anna, lo ada masalah apa sama Allan?" Bisik Bella, seakan tahu tatapan Allan tidak pernah lepas dari sahabatnya.
Allan melangkahkan kakinya ke arah Anna. Langkah demi langkah itu seakan membuat tubuh Anna mati rasa. Sebelumnya Anna tidak pernah berbuat apapun yang membuat pentolan sekolahnya itu marah.
Lalu untuk apa Allan datang kesini?
Setelah sampai di depan Anna. Allan dengan cepat menarik tangan Anna mendekat ke arahnya. Jarak mereka hanya beberapa centi saja, membuat semua orang yang ada di dalam kelas semakin menahan nafas.
Anna bisa merasakan nafas Allan yang menggebu-gebu menerpa wajahnya. Jantung Anna berdegup kencang menatap wajah ke lewat tampan itu, antara gugup dan takut, entahlah, semuanya bercampur menjadi satu.
Tangannya terasa sakit. Ia bisa merasa Allan sengaja ingin mematahkannya. Benar-benar tidak punya hatikah laki-laki di depannya ini?
Mata Allan menatap tajam ke arahnya. Seperti mengingat sesuatu, Allan memastikan apa yang Anna pakai di pergelangan tangannya. Melihat sesuatu melekat disana wajah Allan berubah.
Ia menyentak kasar tangan Anna. "Bangsat!"
Perempuan itu meringis, memegang pergelangan tangannya yang memerah.
Segerombol laki-laki tiba-tiba datang dengan terengah-engah di depan pintu. Teman-teman Allan tampak rusuh masuk ke dalam kelas Anna. Penampilan mereka tidak lebih baik dari Allan. Keempat orang laki-laki itu menatap si objek pembuat kerumunan itu secara bergantian.
Oke, mereka terlambat.
Satu dari keempat teman Allan maju memegang pundak laki-laki itu untuk berhenti, tapi Allan tidak peduli, ia menatap Anna tajam. Tangannya terkepal kuat membuktikan betapa marahnya dia dengan perempuan di depannya ini.
"Munafik!"
•••••
Prolog Finish.
Jangan lupa vote dan komennya,
sampai jumpa di malam minggu❤-02 Juli 2020-
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDARIAN [COMPLETED]
Jugendliteratur"Aku tidak tahu, seberapa besar kalian bisa memaafkan sebuah kesalahan, mungkin nanti atau tidak sama sekali." Aldarian Gioregan, pemilik jaket jeans berlambang sayap berapi di dada kirinya. Dengan sifat galak dan suka bersikap kasar. Allan, bukan s...