03. Tikus-tikus Allan

190 36 6
                                    

🌷 REVISED 🌷

Kamu datang,
Membuatku tersentuh meski tidak utuh, membuatku diam meski tak bungkam, membuatku sadar, bahwa kau terlalu sulit untuk aku genggam.

•••••

"ALLAN YU--Anjing mata gue ternodai!"

suara decitan pintu membuat Allan memundurkan langkahnya. Anna, dengan bola mata yang hampir keluar terkejut mendengar seseorang datang dan berdiri di belakang tubuh Allan.

Laki-laki itu membuang nafasnya kasar. Tubuhnya memutar menghadap Haikal. Disana ada teman-temannya yang lain, mereka juga sama-sama terkejut melihat Allan dengan seorang, perempuan.

Pipi Anna memanas. Dari posisi mereka tadi, Anna sudah bisa mengetahui jalan pikiran teman-teman Allan, pasti sekarang mereka sudah berpikir yang tidak-tidak.

Allan dengan wajah datar berdiri menghalangi pandangan Anna untuk melihat kelima teman-temannya, begitupun teman-temannya yang tidak bisa melihat perempuan itu.

"Al, kalau mau gas jangan disini dong, ngotor-ngotorin tempat kita aja lo!" oceh Revan sambil berjalan ke arah sofa.

"Gas-gas, gas elpiji?" seloroh Haikal, mengikuti langkah kaki Revan.

"Siapa yang suruh lo ngomong?"

"Abang marah-marah mulu, dede emes deh," celoteh Haikal. Sontak Revan menjitak kepalanya. "Aww!!"

"Akhirnya Allan kita udah dewasa," ledek Sigit sambil tekekeh, mengundang tatapan maut iblis berwujud malaikat itu.

Allan berdecak. "Lo pada enggak usah mikir yang aneh-aneh."

"Emang kita mikir apaan?" Dava menatap teman-temannya.

"Enggak tahu." Sigit melanjutkan ucapannya, "Emang kita mikir apaan, Al?"

"Bacot lo semua!" umpat Allan membuat teman-temannya tertawa terbahak-bahak.

"Eh tunggu, ngomong-ngomong siapa tuh cewek?" tanya Sigit dengan tatapan penasaran.

"Al, kalau punya pacar ngomong kali, gue kira selama ini lo homo," tambah Revan tanpa rasa bersalah. "Ah gue yakin lo juga penasaran kan, Dan? Secara lo kan lebih lama sahabat sama Allan, masa lo enggak penasaran."

Haikal menimpali, "Atau jangan-jangan lo udah tau ya, Allan punya pacar?"

Fardan yang sedari tadi sibuk diam sebagai penonton memutar kedua bola matanya. Ia tidak menjawab. Katanya Fardan masih waras jadi tidak mau ikut-ikutan orang gila lagi ngomong.

Anna menggeser tubuhnya ke samping hingga teman-teman Allan berhasil melihat perempuan cantik dengan kedua lesung pipi itu secara jelas. Senyum canggung Anna lemparkan sebagai pengganti sapaan agar ia tidak dikira perempuan sombong yang tidak tahu diri.

Kalau kalian lupa ini basecamp Allan dan teman-temannya, Anna cuma sebatas debu yang nekat mengotori tempat ini.

"H-hai!" tapa Anna gugup.

Mata teman-teman Allan membelalak sempurna menatap Anna dari atas sampai bawah. Semuanya terdiam, larut dalam keterkejutannya masing-masing, bahkan Haikal lupa menutup mulut yang terbuka saking tidak percayanya.

Satu persatu mata teman-teman Allan beralih menatap Allan yang berdiri santai. Mereka menatap Allan dengan tatapan menuntut meminta penjelasan.

"M-maaf, tadi gue enggak sengaja kesini. Gue permisi dulu ya," pamit Anna. Ia beranjak dari ruangan itu dengan langkah tergesa-gesa.

ALDARIAN [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang