45. Perasaan Malven

70 9 5
                                    

Ada beberapa hal yang terlalu sulit untuk dijangkau, jika lelah jangan dipaksakan, karena mencintai adalah bagaimana cara hati untuk mengikhlaskan.

•••••

Sudah satu minggu setiap malamnya Anna mengunjungi tempat ini, salah satu tempat terindah di kota Bandung yang memberikan kenangan indah untuk dirinya sendiri. Malam ini adalah malam ke tujuh kalinya Anna pergi ke tempat ini, tidak sedikitpun ada rasa bosan meskipun ia sudah mendatanginya setiap hari.

Jalan Braga adalah kenangannya bersama Allan, itu sebabnya Anna selalu mengunjungi tempat itu jika ia merasa bosan. Bukan untuk mengingat kenangannya, Anna hanya malas jika terus menyendiri di dalam kamar.

"Permisi!" panggilnya. Si Bapak yang tengah sibuk berjualan mengangkat kepala.

"Loh, eneng ini lagi. Mau beli bacangnya lagi, Neng?" tebak Bapak itu yang sudah hapal betul dengan wajah Anna.

"Iya Pak, saya pesan--"

"Bacangnya dua isi daging?" sela Bapak berumur sekitar setengah abad itu.

Anna tertawa, lalu ia mengangguk. "Bapak tahu aja."

"Sebentar ya Neng," ucap Bapak itu sopan.

Seraya menunggu Anna menggosok-gosokkan kedua tangannya. Udara semakin dingin padahal jam baru menunjukan pukul 20.30 WIB dan di sekelilingnya masih ramai orang, maklum malam ini malam minggu.

"Nih Neng, seperti biasa."

Anna mengambil bungkusan itu sambil memberikan uangnya. "Makasih ya Pak, kembaliannya ambil aja."

"Hatur nuhun, Neng." Bapak itu tersenyum senang pada Anna.

Anna ikut tersenyum membalasnya. Ia melangkahkan kakinya beberapa meter sebelum duduk di salah satu bangku kosong, tepatnya tempat dimana dulu ia duduki bersama Allan.

"Eh, eneng cantik kesini lagi." Merasa kata-kata itu mengarah padanya Anna menoleh. "Sendirian lagi, Neng?"

Ternyata itu adalah pengamen yang hampir setiap malam ia temui. Jika kalian lupa pengamen itu adalah pengamen yang waktu itu menyanyikan lagu Fiersa Besari saat Anna ke tempat ini bersama Allan.

Anna menganggukkan kepala dan pengamen itu kembali berkata, "Waduh, kalau gitu saya temenin disini boleh?"

"Boleh," jawab Anna sambil mengulum senyumnya.

"Seperti biasa, lagu Fiersa Besari saya nyanyiin khusus buat Neng Anna," ucap pengamen itu membuat Anna terkekeh.

Anna memperhatikan pengamen itu yang bersiap dengan gitarnya, tidak lupa meletakan kaleng bekas makanan untuk sumbangan dari beberapa penjalan kaki. Mereka memang sudah berkenalan karena saking seringnya Anna meminta lagu yang sama.

Coba tanya hatimu sekali lagi
Sebelum engkau benar-benar pergi
Masih kah ada aku di dalamnya?
Karena hatiku masih menyimpanmu

Kisah kita memang baru sebentar
Namun kesan terukir sangat indah
Ku memang bukan manusia sempurna
Tapi tak pernah berhenti mencoba

ALDARIAN [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang