01. Permainan Dimulai

361 41 10
                                    

🌷 REVISED 🌷

Jangan terlalu membenci. Berniat menyakiti nanti kau malah menaruh hati. Karena hati yang tidak hati-hati mudah untuk jatuh hati.

•••••

Seperti biasa hampir setiap hari kantin tak pernah sepi dikunjungi anak-anak SMA Graviska saat bel istirahat berbunyi. Anna mengedarkan pandangannya, ia bisa melihat kerumunan siswa-siswi yang tengah sibuk memesan pesanan mereka di berbagai tempat.

Begitu banyaknya orang membuat udara di kantin terasa sangat panas. Anna mengucir rambutnya yang lepek akibat keringat, tapi kegiatan itu mendadak berhenti, ketika Anna mendengar suara seseorang yang menyebut namanya dari arah belakang.

"Hah, serius orangnya dia?"

"Iya dia, enggak nyangka kan lo?"

"Gimana bisa mereka pacaran?"

"Ya ampun Viona, mukanya aja polos, tahunya munafik!" celetuk perempuan pemakai bando hijau itu. "Awas aja yah kalau dia caper buat dapetin simpatinya Allan."

Anna menatap kosong meja di depannya, dia tahu yang mereka bicarakan adalah dirinya.

Semangkuk bakso buatan Mamang Juno disodorkan Bella saat wanita itu datang. Bakso buatan Mamang Juno ini memang juaranya di kantin SMA Graviska.

"Sebal banget gue sama si Aurel, pasti tuh orang gibah lagi," celetuk Bella. Matanya menatap bengis perempuan pemakai bando hijau yang berdiri di belakang Anna. "Mending mukanya cantik, lah ini kayak papan cantur aja belagu."

"Maksud lo hitam putih?" tanya Anna, menahan tawa melihat wajah kesal sahabatnya.

"Lo enggak lihat muka sama leher beda banget?"

Anna tertawa seraya menganggukkan kepala. "Iya terserah lo."

Mereka kembali menyantap bakso pesanan mereka dengan lahap. Anna menatap Bella yang tengah mengelap keringatnya akibat kepedasan. Anna memilih diam untuk tidak menceritakan apa yang ia dengar tadi dari mulut Aurel, ia tidak ingin sahabatnya khawatir jika tahu kini Anna menjadi bahan pembicaraan di sekolah.

"Gue masih enggak nyangka Bel Kevin meninggal."

Kunyahan di mulut Bella berhenti. Ia menatap Anna lama lalu kembali memakan baksonya. "Gue juga."

Anna membuang nafasnya panjang. "Dia baik banget sama gue, kita sering ketemu pas rapat osis."

Seminggu yang lalu SMA Graviska berduka atas meninggalnya salah satu murid mereka, Kevin Natanielardo. Semua orang tidak pernah menyangka akan kehilangan laki-laki itu untuk selama-lamanya.

Kepergian Kevin memberikan kesedihan yang cukup mendalam bagi mereka semua. Kevin sangat dikenal banyak orang. Memiliki kepribadian yang baik, pintar dan sangat ramah. Kepergiannya yang tiba-tiba membuat tidak sedikit orang percaya, begitupun Anna.

Kevin pernah masuk menjadi anggota osis di sekolah, hal itu yang membuat mereka saling mengenal.

Hal yang sampai saat ini belum bisa Anna terima adalah seseorang yang membuat Kevin meregang nyawa. Anna tidak menyangka kenapa dia begitu tega menghabisi nyawa orang lain.

Orang yang dulu Anna kenal berbaik hati, melindungi Anna dari kejamnya dunia kini lenyap begitu saja menjadi seseorang yang paling Anna benci, dia Malven.

"Anna, lo kenapa?" tanya Bella, membuyarkan lamunannya.

"Eh iya? E-enggak. Gimana keadaan Fardan?" tanya Anna, mengalihkan pembicaraan.

ALDARIAN [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang