24. Terungkap!

118 17 14
                                    

🌷 REVISED 🌷

Percayalah, di balik tameng yang melindungimu selalu ada pedang yang siap menyerang.

•••••

Masih terfokus pada catatan di bukunya, pagi ini Anna sibuk menyalin absensi kelas yang diminta langsung oleh Bu Syerli, selaku wali kelasnya sekaligus guru yang paling baik dan paling cantik di sekolah ini.

Ia tidak mempedulikan sama sekali pasangan paling fenomenal di kelasnya yang digadang-gadang baru saja jadian tepat semalam. Siapa lagi jika bukan Bimo dan Sonya.

Ya, akhirnya mereka jadian setelah sekian lama Sonya hanya bersih keras menyuruh Bimo untuk meliriknya, dan kini Bimo sudah berhasil move on dari Bella, syukurlah.

"An, lo pelet si bos ya?" tanya Bimo ngaur. Sedari tadi hanya pertanyaan itu saja yang ia ucapkan.

"Udahlah, ayo duduk!" pinta Sonya pada Bimo, meski jelas wajahnya terlihat kesal setengah mati.

"Masa nih ya An, Allan tuh setiap hari nanyain lo terus, si Anna kalau di kelas ada yang godain enggak? Terus dia di bully enggak? Bukannya capek An, gue cuma takut salah jawab, yang ada gue kena bogem mentah lagi."

Masih menatap catatan di bukunya, Anna mengulum senyumnya mendengar kata-kata Bimo perihal pertanyaan yang sering Allan lontarkan.

"Gimana sih caranya? Kok lo bisa taklukin hati si Pentolan sekolah?"

"Sayang, aku juga bisa taklukin hati kamu, jadi enggak usah kepo ya, mending kita duduk," bujuk Sonya mencoba sabar.

"An, jawab dulu! Kenapa bisa Allan nitipin lo sama gue sampai segitunya? Kalian jadian ya?"

Sonya mendengus kesal melihat Anna. "Lo enggak usah manja deh! Lo tahu kan Bimo pacar gue sekarang? Lo udah gede, lo bisa jaga diri lo sendiri, enggak usah manja!"

"Son!" tegur Bimo pada pacarnya.

"Apa?" Sonya memajukan bibirnya, membuatnya terlihat lucu di mata Bimo.

Menghela nafas, Bimo mengusap pucuk kepala Sonya. "Enggak."

Sonya tersenyum senang mendapat perlakuan manis itu, berbeda dengan Anna yang menggelengkan kepala melihat pasangan aneh sekaligus alay di depannya.

"Anna!" teriak Vivi--teman satu kelas Anna yang baru saja datang. Ia berdiri di depan pintu dengan nafas ngos-ngosan.

"Kenapa lo?" tanya Sonya. Satu kelas menatap ke arah Vivi.

"Bella," ucapnya berhenti sejenak. Vivi mengatur nafasnya. "Bella nangis di koridor."

Mata Anna membulat sempurna. Ia berlari kencang keluar kelas. Peduli setan dengan Bimo dan Sonya karena keduanya juga ikut mengejar Anna untuk melihat keadaan Bella.

Tadi Bella sempat meminta ijin pada Anna untuk memberikan hoodie yang baru saja dibelinya semalam pada Fardan. Satu hal yang Anna pikirkan, seseorang yang membuat Bella seperti ini adalah Fardan, laki-laki tidak punya hati kedua setelah Allan.

Kerumunan siswa-siswi mulai memadati koridor yang ditunjuk Vivi bahwa di sanalah Bella berada. Anna kembali berlari menembus kerumunan itu untuk memastikan keadaan sahabatnya.

Sesampainya di barisan paling depan, Anna melihat Bella, keadaannya kacau, ada Air mata yang masih mengalir di pipinya. Setelah itu mata Anna menangkap hoodie beserta paper bag yang ditunjukan Bella semalam kini berakhir naas di atas lantai.

Anna ingin menghampiri Bella, tapi seseorang mencekal tangannya. "Jangan jadi penganggu!" Ada Agatha di sampingnya yang berdiri dengan tatapan lurus ke depan.

ALDARIAN [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang