🌷 REVISED 🌷
Melindungi adalah bentuk dari rasa peduli dan cinta adalah bentuk dari rasa percaya.
•••••
"Bego!"
Anna menautkan kedua alisnya, melihat wajah Allan datar. "Kenapa?"
"Lo tembus."
Mengingat kejadian tadi membuat tangannya refleks memukul dahinya sendiri berulang-ulang. Rasa malu yang dirasakannya belum juga bisa teratasi. Anna terus merutuki kebodohannya sendiri.
Setelah mendengar penuturan Allan tadi terhadapnya, Anna langsung berlari ke arah toilet, meninggalkan laki-laki itu begitu saja. Persetan jika Allan akan memakinya, Anna benar-benar sudah tidak punya muka.
Setelah beberapa hari tidak sekolah, akhirnya ia kembali duduk di bangku kantin kesayangannya. Pesanannya sudah datang, satu buah mangkuk bakso buatan Mamang Juno. Ah, Anna sangat merindukan makanan itu.
Siang ini, kantin dipenuhi oleh lautan manusia yang berjalan hilir mudik kesana-kemari. Anna tentunya duduk bersama Bella. Dia melirik sekilas ke arah Bella yang sedari tadi senyum-senyum sendiri menatap layar ponselnya.
"Ngapain sih?"
Bella mendongakkan kepala. "Ini loh An, Sehun ganteng banget!"
Anna memutar bola matanya. "Mending Fardan atau Sehun?"
"Sehun dong!" seru Bella. Tangannya meletakkan handphone ke atas meja, lalu mengaduk bakso miliknya. "Awas aja Fardan, Bella pakai bulu perindung nanti biar suka."
Kepala Anna menggeleng tidak percaya. "Enggak sekalian Sehun juga?"
"Sehun sih kalau lihat gue udah naksir. Secara gue kan cantik."
"Iya Bel, lo doang yang top yang lain beng-beng."
Tawa Bella membuncah, membuat kegiatan makannya berhenti.
"Awas keselek, nanti batuk kantin goyang," cela Anna sambil mendengus.
"Ih Anna, lo kirain gue apaan!"
Anna memutar bola matanya. Sedetik kemudian ia kembali mendengar Bella tertawa nyaring. "Apaan sih!"
"Aduh bentar Anna, perut gue geli!" Bella memegang perutnya sendiri membuat Anna berdecih kesal. "Gue masih kebayang yang tadi. Astaga An, tiba-tiba lo chat gue dan bilang lo tembhfttt--"
"Berisik!" Tangan Anna membekap mulut sahabatnya itu. Mata Bella nyaris ingin keluar.
Bella memukul telapak tangan Anna kasar membuat si empu menjauhkan tangannya. "Ih An, itu lucu banget!"
"Enggak lucu," sahut Anna dongkol.
"Lo bayangin aja, tembus di depan Allan!" ucap Bella tertawa. Tangannya sampai memukul-mukul meja.
Anna meliriknya sinis. "Terserah lo!"
Bella membekap mulutnya terpaksa. Jika sehari-hari aja kemarahan Anna bisa berubah menjadi iblis, gimana saat perempuan itu sedang PMS?
"Bel, lo mau tahu enggak?"
"Moal ah," tolak Bella bercanda.
"Serius Bel," dengus Anna menatap Bella sebal.
Bella tertawa kecil. "Iyaiya, apa?"
"Gue udah dapat informasi soal meninggalnya Kevin."
Uhuk! uhukk!
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDARIAN [COMPLETED]
Teen Fiction"Aku tidak tahu, seberapa besar kalian bisa memaafkan sebuah kesalahan, mungkin nanti atau tidak sama sekali." Aldarian Gioregan, pemilik jaket jeans berlambang sayap berapi di dada kirinya. Dengan sifat galak dan suka bersikap kasar. Allan, bukan s...