🌷 REVISED 🌷
Matematika itu suka bikin iri, dibenci tapi dicari, membingungkan tapi diperjuangkan, sedangkan kamu jangankan ditolak dianggap saja tidak.
•••••
Bel pulang telah berbunyi. Anna sibuk memasukkan buku-bukunya ke dalam tas, di samping meja sudah ada Bella yang berdiri menunggunya, sahabatnya itu sudah siap bak pejuang empat lima untuk kembali ke rumah.
"Jadi, lo mau jalan nih sama Allan?" tanya Bella meledeknya.
"Kenapa? Lo enggak jalan sama Fardan?" ledek Anna balik. Ia masih sibuk merapihkan alat tulisnya.
Bella berdecak seraya berkacak pinggang. "Lo ngeledek gue ya, An?"
Tertawa puas, Anna menoleh. "Dasar nethink terus kerjaan lo."
"Fardan kapan ya nembak gue?" lirih Bella. Suara desahan kecewa keluar berbarengan dari mulutnya.
"Nanti," jawab Anna, "Kalau udah enggak ada cewek lain lagi selain lo."
"Sialan, sia pikir aing cadangan?" sanggah Bella garang.
"Gue duluan, An, Bel!" teriak Sonya menghentikan aktivitas kedua orang itu.
"E-eh iya," sahut Bella canggung.
"Hati-hati ya, Son." Anna tersenyum. Ia melambaikan tangannya di udara pada Sonya yang sudah berada di ambang pintu.
Sonya pergi, kini Anna dan Bella juga ikut berjalan keluar kelas meninggalkan beberapa teman Anna yang mendapatkan jadwal piket hari ini. Anna sibuk membuka ponselnya, ingin mengabari Sera kalau ia akan pulang lebih telat dari biasanya.
"Gue rasa Sonya udah berubah," ujar Bella membuka topik pembicaraan.
"Bukan berubah, kita emang belum kenal aja sifat aslinya." Anna memasukkan kembali ponselnya ketika pesannya sudah terkirim.
"Tapi An, apa gara-gara dia duduk sama lo kali ya?"
"Mungkin Bimo berhasil ngerubah sifat Sonya."
"Cinta itu benar-benar luar biasa, cewek nyebelin kayak Sonya bisa berubah baik karena Bimo, cowok sekasar Allan bisa berubah jadi lembut depan lo, jangan-jangan nanti manusia sejahat Agatha hatinya bisa jadi bidadari."
Tawa Anna pecah, Bella ini kalau bicara memang kadang suka benar. "Semoga."
"Gue duluan ya, An!" pamit Bella. Ia pergi meninggalkan Anna ketika mobil supirnya telah sampai.
Anna berjalan ke arah parkiran, celangak celinguk mencari dimana keberadaan Allan, ternyata laki-laki itu sudah lebih dulu duduk di atas motornya. Baguslah semoga kali ini Allan tidak terlalu lama menunggunya.
"Udah lama?" tanya Anna berhenti di samping motor Allan.
Allan menoleh, lalu turun dari motornya. Ia mengambil jaket di atas tangki motor dan mengikatnya pada pinggang Anna. "Dasar lemot!"
Tertawa dengan pipi memerah Anna benar-benar tidak bisa percaya kini Allan memperlakukannya dengan sangat manis, berbeda sekali dengan Allan yang pertama kali ia lihat.
Motor itu pun melesat cepat meninggalkan parkiran sekolah. Sudah tidak heran lagi jika dua orang itu selalu saja membuat murid-murid yang lain iri melihatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDARIAN [COMPLETED]
Teen Fiction"Aku tidak tahu, seberapa besar kalian bisa memaafkan sebuah kesalahan, mungkin nanti atau tidak sama sekali." Aldarian Gioregan, pemilik jaket jeans berlambang sayap berapi di dada kirinya. Dengan sifat galak dan suka bersikap kasar. Allan, bukan s...