🌷 REVISED 🌷
Cerita kita bukan lagi tentang rasa benci, tapi bagaimana hati memilih ketika rasa cinta mulai mencampuri.
•••••
"Aku suka body goyang Mama muda,"
"Mama muda aaaa!"
Sebuah dering telepon terdengar dari saku celana Haikal membuat Allan dan yang lain menoleh. Semua mengernyit heran mendengar nada dering dari salah satu aplikasi yang kini sedang booming itu.
"Ih, geuleh maneh!" ucap Revan pada Haikal.
Haikal nyengir sejenak lalu mengangkat telepon dari ibunya. "Aya naon Mama cantik?"
Semua memutar mata malas. Allan dan teman-temannya sedang duduk bersama anak Graviska lainnya menikmati waktu luang di antara beberapa pohon yang sebentar lagi akan mereka tinggalkan.
Allan mengambil salah satu batu yang berada di sisi sepatunya. Ia memutar batu itu di antara kedua jari telunjuk dan jempol. Memperhatikan batu itu secara jelas.
Shit! Batin Allan mengumpat. Ia meremas rambutnya kasar.
Bayangan wajah perempuan cantik yang akhir-akhir ini dengan lancang masuk ke dalam pikirannya kembali lagi. Setelah ia menolong Anna tadi, Allan belum bisa menepiskan wajah cantik itu dari pikirannya.
"Kenapa lo, Al?" tanya Aji yang jongkok di depannya.
"Pusing kepala gue," alibi Allan.
Aji mengangkat sebelah alisnya. "Yakin lo?"
"Hm," sahut Allan. Aji menganggukan kepala.
"Viona, mau makan apa?" tanya Revan pada Viona yang sedari tadi tak mengacuhkannya.
"Woy Van maruk amat lo! Emil atau Vio sih sebenarnya?" sahut Sigit. Menolak garis keras!
"Suka-suka aing, mau Viona atau Emil yang penting sama-sama cantik," kata Revan santai.
"Fuckboy banget lo!" hardik Viona, membuat semua mata yang ada disana menatapnya.
"Iya emang dia fuckboy, Vi. Udah lo tonjok aja tuh muka sok gantengnya!" Ujar Haikal menyalakan api peperangan.
"Eh, bukan gitu maksud gue," sela Revan. Kemudian beralih menatap Haikal. "Diam lo!"
"Viona asal lo tahu ya, gombalan yang Revan kasih buat lo, tadi pagi udah di dengar Emil," celetuk Dava membuat Revan membuka matanya lebar.
"Oh gitu? Lo kira lo ganteng banget apa?" sinis Viona bersedekap dada menatap Revan.
"Oh iya jelas," ucap Revan kepedean. Ia menyugarkan rambutnya ke belakang membuat semua Siswi yang melihat memekik girang.
"Dengar ya Revano Radhian!"
"Iya apa Viona sayang?"
"GUE MUAK LIHAT MUKA LO!" bentak Viona. Semua teman-teman Revan tertawa keras melihat wajah cengo laki-laki itu.
Viona pergi dari sana membuat Revan menatap sengit teman-temannya. "Puas lo semua, puas? Viona gue cemburu dan sekarang dia marah sama gue."
"Oh iya jelas," sahut Sigit sambil menyugarkan rambutnya menirukan gaya Revan tadi.
Mereka tertawa terbahak-bahak melihat Revan yang menjambak rambutnya sendiri. Emil dan Viona adalah perempuan yang sama-sama susah diperjuangkan, tapi sepertinya Revan sudah jatuh hati pada Viona, mengingat Emil juga dekat dengan Sigit.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDARIAN [COMPLETED]
Tienerfictie"Aku tidak tahu, seberapa besar kalian bisa memaafkan sebuah kesalahan, mungkin nanti atau tidak sama sekali." Aldarian Gioregan, pemilik jaket jeans berlambang sayap berapi di dada kirinya. Dengan sifat galak dan suka bersikap kasar. Allan, bukan s...