09. Tawuran

155 20 4
                                    

🌷 REVISED 🌷

Jangan permainkan hati yang tidak ingin kau miliki, jika nanti terjebak kau akan sulit melepasnya.

•••••

Laki-laki dengan bandana hitam di dahi datang menggunakan motor sport dan beberapa motor lain yang mengikutinya di belakang. Suara nyaring dari knalpot motor itu mengundang tatapan orang-orang yang ada disana. Semua pasang mata menatap terang-terangan sang Ketua Pentolan yang baru saja datang.

Allan memarkirkan motornya di halaman depan BWS, berjejer dengan motor siswa-siswi lain yang belum mengalihkan padangan dari dirinya.

"Ngedip apa ngedip, iler lo tuh kemana-mana!" celetuk Haikal membuat teman-teman Allan di sampingnya terkekeh.

"Terpesona ya lo semua sama gue?" tanya Dava, dia cengengesan melihat Fardan yang menatapnya tajam.

"Woy bang, kok baru datang?" tanya Geri--salah satu anak kelas X yang cukup akrab dengan Allan dan teman-temannya.

"Kenapa lo? Kangen sama kita?" sahut Sigit.

Allan dan yang lain berhigh five dengan siswa-siswi SMA Graviska yang ada di BWS. Tidak lupa mereka berjalan ke arah bangku panjang depan warung, tempat biasa keenam laki-laki tampan itu berkumpul.

"Mataja," ucap Allan singkat.

Geri dan yang lain melihatnya bingung. "Mataja apaan?"

"Mau tahu aja," tukas Haikal tertawa.

"Sebat mana sebat, asam nih!" teriak Revan berlari seperti cacing kepanasan ke arah kubu lain.

"Duh mangga muda enak nih asam-asam," celetuk Bimo--anak satu angkatan dengan dirinya. Jika masih ingat dia adalah teman sekelas Anna.

"Latah anjir!" timpal Gara.

"Teh Entin yang cantiknya aduhai blaem-blaem," panggil Haikal, "pesan minum kayak biasa ya!"

"Siap!" sahut Teh Entin masuk ke dalam warung.

"Bang sini dah!" panggil Geri pada Revan membuat laki-laki itu mendekat.

"Apaan?"

"Cara deketin cewek gimana sih?" tanya Geri membuat Revan memincingkan matanya.

"Anak kecil enggak boleh pacaran! Lo mau nembak siapa?"

"Mataja!"

"Sialan!" umpat Revan, kemudian ia duduk di sebelah Geri. "Pelet aja, gampang."

Allan memukul kepala Revan, membuat temannya itu mengusap kepalanya sakit. "Lo ngajarin orang yang benar."

"Gue bukan orang benar, dia malah nanya gue," sahut Revan menunjuk Geri.

Tiba-tiba Haikal mengebrak-gebrak meja rusuh seperti orang kesetanan, hal itu sukses membuat Fardan menahan mati-matian untuk tidak memukul wajah tidak tahu diri itu.

"ENTAH APA YANG MERASUKIMUUU!!"

"HINGGA KAU TEGA MENGKHIANATIKU, YANG TULUS MENCINTAIMU!"

"Eeee aaaa!" Revan mengambil galon Teh Entin dan memukulnya dengan nafsu hingga hampir jebol.

"SALAH APA DIRIKU PADAMU!!"

"KAU SIAAA-SIA KAN CINTAKU!!"

Brakkk!!!!

Semua mata menatap ke arah sumber suara membuat candaan mereka berhenti. Tampak dari tempat mereka duduk, semua mata menangkap Riko yang tiba-tiba datang dengan nafas tersenggal-segal. Luka lebam di wajah laki-laki itu berhasil memancing perhatian semua anak Graviska.

ALDARIAN [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang