🌷 REVISED 🌷
Jika tidak suka jangan perlakukan perempuan berbeda,
karena saat kau salah langkah mereka mudah merasa istimewa.•••••
Semua mata fokus menatap satu orang yang sedang duduk santai di bangkunya. Dahinya berkerut melihat selembar kertas di tangan lalu beralih menatap orang-orang yang ada di dalam ruangan.
Mereka semua memastikan jawaban apa yang akan diberikan si Ketua osis itu. Harap-harap cemas menantikan jawaban yang diberikan laki-laki itu, semoga saja bisa menjadi keputusan terbaik untuk mereka semua.
Tapi berbeda dengan salah seorang perempuan yang duduk di sebelah Fardan. Anna terus memperhatikan luka membiru di wajah laki-laki itu. Tapi Anna tahu batas, dia tidak berhak mencampuri urusan orang lain, terlebih berkaitan dengan Allan dan teman-temannya.
"Yaudah," jawab Fardan, memberikan kebingungan untuk anak-anak osis yang lainnya.
"Maksudnya gimana, Dan?" tanya Emil--salah satu anggota osis di ruangan itu.
"Ikutin aja."
Mata Anna melotot tak terima. "Enggak bisa!"
Kini anak-anak osis SMA Graviska sedang berkumpul untuk rapat dadakan yang tiba-tiba diperintahkan Fardan. Setelah benar-benar membaca brosur mengenai camping yang akan dilaksanakan seminggu lagi, semua orang disana terkejut ketika tahu kegiatan itu bukan hanya camping biasa yang rutin diadakan sekali setiap tahunnya.
Desas-desus penyebab kepergian Kevin ternyata sudah terdengar di telinga kepala sekolah. Maka dari itu, Acara dilaksanakan sebagai acara persahabatan sekolah, dimana camping tersebut akan diadakan bersama sekolah lain.
Betapa terkejutnya Anna ketika mengetahui sekolah itu adalah SMA Cakrawala yang artinya sekolah Malven. Mungkin bukan hanya Anna, seluruh anggota osis bahkan berkali-kali bertanya pada Fardan, apakah kegiatan itu harus dilaksanakan, atau akan mengajukan protes kepada kepala sekolah mereka.
Tapi sekarang Fardan malah menyetujui acara itu. Anna tidak habis pikir, apa Fardan lupa, bahkan dia adalah salah satu musuh terbesar Malven.
"Gue enggak mau ada keributan disana, bagaimanapun sekolah kita adalah musuh terbesar mereka, Dan."
"Aku setuju sama Kak Anna," pikir Hanin--anak kelas X yang duduk di samping Anna.
"Tapi," Emil berpikir sejenak, "kalau enggak ada acara kayak gini, gimana sekolah kita bisa damai?"
"Cara ini enggak bakal berhasil," tekad Anna. Ini bukan soal dirinya dan Malven, tapi Anna sudah bisa membayangkan apa yang terjadi jika acara itu tetap dilaksanakan.
Rama melirik Anna sebentar sebelum berbicara, "Dari dulu SMA Cakrawala adalah musuh sejatinya SMA Graviska. Malven keroyok Kevin pun bukan masalah utamanya. Jadi Dan, permusuhan ini bukan karena itu. Sorry An."
"Eh gapapa kok," ujar Anna canggung. Ia bisa merasa semua mata diam-diam meliriknya karena membawa-bawa nama Malven--mantannya.
"Tapi kita bisa jaga-jaga. Allan, Fardan, dan yang lain bisa kok ngatasin seandainya ada keributan," ucap Rudy.
Fardan tampak pusing mendengar adu debat mereka. Ia mengusap wajahnya kasar lalu meletakan brosur-brosur itu di atas meja membuat semua orang menunggu sekali lagi keputusannya.
Fardan menatap Anna. "Sebarin!"
Dengan tidak percaya Anna menyela, "Tapi Dan--"
"Anna!" tegas Fardan, tidak ingin ada lagi adu mulut di dalam ruang osis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDARIAN [COMPLETED]
Подростковая литература"Aku tidak tahu, seberapa besar kalian bisa memaafkan sebuah kesalahan, mungkin nanti atau tidak sama sekali." Aldarian Gioregan, pemilik jaket jeans berlambang sayap berapi di dada kirinya. Dengan sifat galak dan suka bersikap kasar. Allan, bukan s...