🌷 REVISED 🌷
Seperti air yang selalu berdampingan dengan batu, seperti aku yang tidak akan pernah meninggalkanmu.
•••••
Berjalan di koridor sekolah, pagi ini Anna masih mencoba bersikap tidak peduli setiap kali semua mata meliriknya secara sinis, meskipun sudah jelas bukan dia pelakunya tapi predikat sebagai siswi berprestasi, cantik dan juga bisa dekat dengan pentolan sekolah membuat banyak orang iri untuk bisa menjadi dirinya.
Anna tidak lagi memusingkan semua orang yang membencinya, lambat laun ia mulai terbiasa. Bella, satu-satunya sahabatnya sudah pergi, ia harus terbiasa sendiri untuk saat ini.
Menginjakkan kakinya di dalam kelas semua orang lagi-lagi melihatnya, hanya sekilas sebelum semua teman-teman sekelasnya pura-pura sibuk dengan kegiatan mereka.
Langkah Anna terus bejalan menuju meja yang sudah beberapa bulan ini ia duduki bersama Bella. Terlihat ada Bella tengah sibuk berkutat menyalin pr di bukunya, lagi-lagi dia lupa dengan tugasnya.
Melihat sepatu seseorang berhenti di depan mejanya, Bella mendongak. "An, lo mau duduk disini?"
Bella menarik sudut bibirnya, lalu bangkit, memberikan Anna jalan untuk duduk. "Buruan An, Gue lagi ngerjain pr Bu Ade!"
Diam, tak ada satu katapun yang bisa Anna keluarkan dari mulutnya. Semua orang melihat ke arah mereka. Siapa yang tidak tahu kejadiaan kemarin? Bahkan mereka semua tahu bahwa Bella adalah pelaku sebenarnya.
Senyum di wajah Bella luntur melihat Anna tidak meresponnya. "Lo masih--"
"Anna!" Sonya datang dengan nafas terengah-engah. "Lo ngapain disini? Ikut gue!"
Anna bisa melihat Sonya melirik Bella secara sinis sebelum menariknya menjauh dari hadapan Bella. Sonya berhenti di samping mejanya, melepas tas milik Anna lalu menaruhnya di atas meja.
"Lo duduk sama gue," kata Sonya santai.
Selama ini hubungannya dengan Sonya tidak pernah baik, Anna heran ada apa dengan Sonya? "Gapapa Son?"
"Sebenarnya sih gue keberatan, tapi ini permintaan Allan, gue enggak mau Bimo kenapa-kenapa kalau lo enggak duduk sama gue."
Anna menarik sudut bibirnya. Ia tidak menyangka Allan mengerti apa yang Anna rasakan sekarang, ia tidak mungkin duduk bersama Bella sedangkan hatinya masih menyimpan rasa kecewa.
"Gue bisa duduk di tempat yang lain," kilah Anna, matanya melihat ke seluruh penjuru kelas.
"Hell no! Lo mau duduk dimana? Semua bangku penuh."
Benar, selama ini Sonya memang duduk sendiri mengingat tempat duduknya suka berpindah-pindah. "Makasih ya, Son."
"Hm." Sonya duduk di bangkunya diikuti Anna.
Saat ini waktu benar-benar merubah semuanya. Perempuan yang duduk di sampingnya, Sonya adalah orang yang paling tidak suka dengannya, tapi kini mereka duduk berdua.
Hubungannya dengan Bella saat ini tidak lebih dari kedua orang yang saling mengenal. Anna bukan tidak bisa memaafkan Bella, hanya saja ia tidak bisa bersikap baik-baik saja sedangkan di hatinya masih belum bisa menerima. Jujur, Anna sangat sedih melihat nasib persahabatan mereka.
"Lo jadian ya sama Allan?" tanya Sonya membuyarkan lamunannya.
Anna menoleh malas. "Emang lo harus sekepo itu?"
"Gue cuma nanya, abisnya semua anak-anak disini ngomongin lo terus, pengang kuping gue lama-lama."
"Bimo kemana?" Anna mengalihkan pembicaraan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDARIAN [COMPLETED]
Roman pour Adolescents"Aku tidak tahu, seberapa besar kalian bisa memaafkan sebuah kesalahan, mungkin nanti atau tidak sama sekali." Aldarian Gioregan, pemilik jaket jeans berlambang sayap berapi di dada kirinya. Dengan sifat galak dan suka bersikap kasar. Allan, bukan s...