11. Merasa Bersalah

138 18 2
                                    

🌷 REVISED 🌷

Kekhawatiran terbesarku saat kau terluka tapi aku tak bisa berbuat apa-apa, bukan enggan tapi karena sungkan.

•••••

Sinar matahari pagi mulai menyorot masuk melalui kaca jendela mobil. Hari tampak cerah mengingat semalam banyaknya bintang di langit seolah memberitahukannya mungkin hari ini tidak akan turun hujan.

Dari balik jendela ia melihat banyaknya orang berlalu lalang di trotoar. Jalan kota Bandung pun tidak luput dari kemacetan. Mobilnya berhenti di perempatan jalan sebab lampu merah yang sedari tadi belum juga berubah.

"Iya senang ya yang mau camping," goda Sera pada Anna yang duduk di sebelahnya.

"Engga senang sama sekali," gumam Anna malas.

"Apa kamu bilang?"

"Enggak, Mami salah dengar," kilah Anna cepat menatap ibunya sekilas yang duduk di bangku kemudi.

"Sekolah kamu beneran camping sama sekolah Malven?"

"Iya." Dalam hati Anna merutuki Ibunya yang malah membahas hal yang ingin sekali Anna hindari.

Senyum lebar terlihat jelas di wajah Sera. "Emang jodoh mah enggak kemana ya."

Anna membelalakkan matanya menoleh pada Sera. Ibunya kini sudah menjalankan kembali mobilnya. "Mami enggak boleh lupa ya, aku diputusin Malven karena dia selingkuh. Emang Mami mau aku diselingkuhin lagi?"

"Ya makanya kamu jangan bucin," sahut Sera santai.

"Mi," rengek Anna menatap ibunya yang masih fokus menyetir.

"Mami pengen kamu punya pacar." Tiba-tiba raut wajah Sera berubah serius.

"Aku mau fokus sekolah. Mami gimana sih, kok jadi ke balik gini."

"Anna, Mami cuma enggak pengen kamu kesepian. Enggak setiap saat loh Mami selalu ada buat kamu, apalagi Dady. Mami ini seorang psikoterapis, banyak anak broken home yang berakhir hancur cuma karena kesepian."

Anna terdiam. Tatapannya turun ke bawah memikirkan ucapan ibunya.

"Oh iya katanya kamu punya pacar?" tambah Sera Lagi.

Anna membuang nafasnya, lalu menyenderkan tubuhnya di samping jendela. "Aku bercanda doang."

"Pokoknya Mami pengen kamu punya pacar yang ganteng!" seru Sera semangat membuat mata Anna melotot tak percaya.

"Yang baik dong, Mi!"

Sera terkekeh. "Kan ganteng juga harus, memperbaiki keturunan."

Ingin sekali Anna berteriak lalu bertanya, Kenapa ibuku berbeda?

"Udah deh pokoknya aku enggak mau punya pacar," tegas Anna tidak ingin dibantah.

"Lihat aja, pulang-pulang juga kamu bawa pacar ke rumah," ucap Sera tapi Anna memilih diam.

Mobil sedan putih itu akhirnya memasuki perkarangan sekolah. Sera melewati gerbang meski Anna sudah menyuruhnya untuk berhenti. Anna akhirnya pasrah, ia melihat sekolah sudah cukup ramai. Jam menunjukan pukul 07.33 WIB.

Begitu mesin mobil mati. Sera menyodorkan tangannya ke atas kepala Anna. "Salim dulu, biar berkah."

Anna memutar kedua bola matanya tapi sedikit tertawa juga. "Mami hati-hati."

"Kamu yang hati-hati," pesan Sera membuat keduanya tertawa. "Kamu udah bilang Dady hari ini camping?"

"Udah, semalam aku teleponan sama Dady."

ALDARIAN [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang