🌷 REVISED 🌷
Aku, kamu dan dia. Aku hanya antara, karena menjadi spasi tidak mungkin bisa sepenting kata.
•••••
Siang ini Allan kembali bersama teman-temannya sedang bercanda di bangku paling pojok yang ada di kantin SMA Graviska. Bunyi bel istirahat sudah berbunyi sejak tadi. Banyaknya murid yang berlalu lalang menambah keramaian tempat penuh makanan dan minuman itu.
Allan memijat pelipisnya pusing melihat tingkah aneh Sigit dan Haikal, keduanya sedang berjoget bersama di tengah-tengah kantin, semua orang menertawai mereka, beda hal dengan Allan yang menyesal telah menjadikan kedua manusia itu menjadi temannya.
"Tarik sis!" teriak Sigit pada semua orang.
"Semongko!" sambut Haikal mereka pun tertawa terbahak-bahak.
"Si kecil mulai aktif ya bund," celetuk Dava pada mereka semua yang ada di meja.
"Eh berhenti!" seru Revan menghentikan aksi Sigit dan Haikal. Jarinya menunjuk seseorang yang sedang celangak-celinguk memperhatikan kantin. "Ada Viona tuh!"
"Yailah Van si Viona doang, lo harus solid dong sama kita!" protes Sigit seraya mendengus kesal.
Haikal menarik Sigit untuk kembali ke meja mereka. "Ingat pasal satu ayat satu di kamus Revan."
"Apa?" tanya Sigit pada Haikal.
"Harta, tahta, Viona."
"Cih!" decih Sigit. Ia pun duduk kembali di bangkunya dengan terpaksa.
"Vio!" Revan melambaikan tangannya hingga Viona menoleh. "Sini duduk sama abang Revan!"
Viona membuang nafas kasar, ia sangat malas sekali jika hari ini bertemu Revan, sudah berpura-pura tidak melihat tapi laki-laki itu malah berteriak memanggilnya. Viona yang tidak tahu harus apa akhirnya pasrah melangkah mendekat ke meja Revan.
"Lo enggak usah geer ya! Gue kesini karena Agatha sama Aurel lagi ada urusan," ucap Viona. Ia duduk di samping Revan dengan wajah kesal.
"Iya, sayang."
"Dengerin tuh Van baik-baik, lo nanti jingkrak-jingkrak lagi saking geernya!" ingat Sigit.
"Bukan jingkrak-jingkrak lagi dia mah bisa sakau," tambah Haikal. Semua orang yang ada di meja selain Revan dan Viona tertawa.
"Vio abang Revan punya pantun," kata Revan pada Viona.
"Kalau buat dedek Haikal ada enggak, Bang?" tanya Haikal meledek.
"Gue adanya tutorial bikin lu menghilang!"
Haikal bergidik ngeri. "Ih, sadis!"
"Nih dengerin ya," Revan memutar tubuhnya menghadap Viona. "jalan-jalan ke pasar beli batik, pulangnya jangan lupa beli wajan,"
"Cwakhep!" imbuh Sigit, Haikal dan Dava yang mulutnya penuh dengan makanan.
Revan berdeham sejenak. "Makin hari Viona makin cantik, duh bikin Bang Revan tambah sayang."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDARIAN [COMPLETED]
Novela Juvenil"Aku tidak tahu, seberapa besar kalian bisa memaafkan sebuah kesalahan, mungkin nanti atau tidak sama sekali." Aldarian Gioregan, pemilik jaket jeans berlambang sayap berapi di dada kirinya. Dengan sifat galak dan suka bersikap kasar. Allan, bukan s...