41. Rasa sakit

131 11 18
                                    

🌷 REVISED 🌷

Kamu menemukanku ibarat air minum di gurun pasir, kamu menemukannya ibarat sungai yang mengalir.

•••••

Semua anggota osis kini berkumpul di sebuah ruangan untuk membahas mengenai pensi yang akan dilaksanakan setelah ulangan semester nanti.

Dipimpin Fardan rapat itu berhasil berjalan dengan lancar, tidak ada hambatan bahkan halangan sedikitpun.

Satu persatu anggota osis sudah duduk di bangku mereka masing-masing, semua peralatan rapat pun sudah tersedia lengkap di atas meja.

Emil, salah satu anggota inti osis mulai menjelaskan panjang kali lebar mengenai detail dari kegiatan pensi yang menjadi topik rapat mereka hari ini.

Dari sekian banyak orang hanya ada satu yang sama sekali tidak memperhatikan, Anna sedang sibuk sendiri dengan pikirannya.

"Jadi gini Dan, sekarang waktunya lo buat milih bagian panitia-panitianya aja," kata Emil menyelesaikan penjelasannya.

"Proposal?" pinta Fardan.

Emil memberikan amplop berisi proposal yang Fardan maksud. "Semuanya udah ada disana, dimulai dari data sponsor, dana, sampai keperluan pensinya nanti."

"Lo bakal fokus sama acara meeting bareng bintang tamunya Dan, jadi lo enggak ikut jadi panitia inti acara," terang Rudy pada Fardan.

Setelah mendengarkan, Fardan membaca proposal di tangannya sekilas. "Rama ketua panitia."

Mendengar namanya disebut, wajah Rama berubah senang. "Makasih Dan, lo bisa percaya sama gue," kata Rama membuat semua orang bertepuk tangan.

"Emil, lo panitia konsumsi bareng sama Rudy," perintah Fardan. Emil menoleh pada Rudy sambil tersenyum. "Anna tolong--"

Ucapan Fardan terhenti ketika ia menoleh dan menemukan Anna tengah melamun sendirian. Semua orang merasa heran, saling pandang dan menggeleng seakan menjawab bahwa mereka tidak tahu ada apa dengan gadis itu.

"Kak Anna?" panggil Hanin tapi Anna belum tersadar juga.

Rama di sebelahnya ikut memanggil, "An?"

Melihat si empu belum tersadar juga Fardan menghela nafas. "Ekhem!"

Seketika Anna tersentak. Ia terkejut ketika semua orang tengah memandangnya. "M-maaf."

"Tunda rapatnya!" perintah Fardan pada semua anggota osis disana.

"Fardan gue gapapa kok, kita bisa lanjut lagi rapatnya," sela Anna tidak enak pada semuanya.

"Besok, kayak biasa," ingat Fardan pada semua kecuali Anna, ia tidak mengacuhkan gadis itu.

Kepergian semua anggota osis dari ruangan itu benar-benar membuat Anna menyesal, bisa-bisanya ia tidak fokus disaat rapat penting seperti ini. Anna tidak pernah begini sebelumnya, ia sadar Allan benar-benar mengambil alih perhatiannya.

"Sorry Dan," ucap Anna pada Fardan, satu-satunya orang yang masih berada di ruangan itu bersamanya.

"Fardan, gue mau nanya," pinta Anna tapi Fardan tetap bersikap dingin seperti biasanya. "Apa lo tahu Allan sama Agatha ada hubungan apa?"

ALDARIAN [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang