Quina Bella

8.6K 227 4
                                    

Panggilannya Bella. Murid kebanggaan SMA Elang karena kecerdasannya dalam segala hal, termasuk menjadi juara umum di sekolah dan membawa piala kemenangan di setiap perlombaan.

Jangan berpikir Bella adalah anak kutu buku yang selalu menunduk saat berjalan. Tidak seperti itu. Bella sama seperti remaja lainnya, ia juga merasakan bosan pada saat pelajaran sejarah, ia juga suka mengantuk kalau pelajaran fisika berlangsung selama tiga jam. Namun, kecerdasan di atas normal menjadikan suatu keberuntungan dalam dirinya.

Gadis ini juga selalu menjadi incaran dari cowok-cowok seangkatan maupun adik kelas. Kebanyakan orang pasti senang kalau diganggu atau dirayu oleh lelaki, tetapi tidak untuk Bella. Biar saja ia dijuluki jual mahal atau apalah itu, yang penting ia bebas dari hal yang menyangkut hati.

Kalau untuk sebuah kasih sayang, Bella tidak perlu mencari cowok yang ada diluar sana, toh Bella mempunyai saudara laki-laki yang selalu menjaga dan menyayanginya. Soal cinta, itu belakangan.

Bella banyak mendengar cerita dari kalangan teman-temannya yang berpacaran. Tidak ada ucapan selain sakit hati atau putus cinta dari yang mereka bicarakan setiap harinya. Inti dari semua itu, Bella menganggap bahwa pacaran hanyalah sebuah perasaan yang singgah di hati. Hanya singgah. Perasaan hanya sebentar muncul, dan setelahnya ia pergi, membuat pemilik hati itu merasakan sakit yang mendalam.

Buang-buang tenaga kalau kata Bella. Semua lelaki itu sama, tidak ada bedanya. Tidak usah dijelaskan, pasti semua sudah tau apa maksud dari gadis ini.

Lelaki hanya berpikir bahwa selaput dara adalah sebatang rokok. Sehabis dihisap, kemudian dibuang.

Untuk ia yang masih menyandang status bersekolah, tidak ada pentingnya hal seperti itu. Masa putih abu-abu bukan berarti harus merasakan cinta. Ia selalu mengendalikan perasaannya yang terkadang bisa saja tertarik atau sekedar suka pada lelaki. Bella juga perempuan normal, ia masih memiliki nafsu.

Pola pikir Bella adalah, hidup yang mengendalikan nafsu, bukan nafsu yang mengendalikan hidup. Terkadang ia juga heran melihat perempuan di kalangan sekolah yang tergila-gila dengan lelaki. Mungkin cara pikir orang memang berbeda. Bella bukan melarang, ia hanya merasa kasihan.

Karena tidak pernah sejarahnya sel telur mengejar sel sperma.

Ada baiknya melakukan hal yang seharusnya dilakukan oleh seorang pelajar. Dari pada sakit hati sebelum waktunya.

Cinta tidak perlu dicari, karena yang terbaik akan datang jika waktunya sudah tiba. Itu merupakan hukum alam bagi orang yang bersifat baik pula. Bella berpikir, sebagian orang menilai bahwa masa SMA adalah waktu kita untuk merasakan kisah cinta. Tidak apa-apa merasakan pait manisnya sebuah kisah, asal ia sanggup.

Quina Bella. Gadis yang menyandang nama perempuan sebagai makhluk teristimewa di dunia ini, tidak ada yang boleh menjatuhkan. Ibunya mengatakan, angkat tinggi-tinggi mahkotamu, biar mahkota terbesar saja yang bisa menggapai itu. Kamu adalah pemain, jangan biarkan perasaanmu dipermainkan.

Karena itu ia tidak pernah membiarkan pelajaran sekolahnya terganggu hanya karena sebuah cinta monyet dikalangan remaja. Bella akan fokus pada sekolahnya sampai semua masa depan dapat ia capai.

Seperti halnya berada didalam ruangan lebar ini, ia hanya fokus pada pertanyaan yang diajukan serta tangan yang sedari tadi berada diatas tombol berwarna merah.

Banyak penonton yang sedang memperhatikan mereka, baik itu dari sekolahnya atau dari sekolah lain. Tiga meja yang tersusun di hadapan para juri, sedari tadi sedang mengadu kecepatan untuk menjawab pertanyaan.

"Burj Khalifa. Dubai, Uni Emirat Arab." Jawab Bella tepat setelah memencet tombol merah.

Suara tepukan tangan yang begitu meriah langsung terdengar dari para supporter. Mc mengumumkan bahwa cerdas cermat kali ini dimenangkan kembali oleh SMA Elang. Sebagian orang disana spontan mengeluh karena dari tahun ke tahun selalu saja Elang yang memenangkan perlombaan.

Bella dengan timnya langsung berpelukan dan bertos ria. Raut wajah tegang yang sebelumnya tercipta, kini berubah menjadi raut senang. Seisi ruangan seluruhnya ribut, baik senang maupun sedih bercampur menjadi satu. Guru pembimbing berjalan kearah mereka dengan bangganya, mengucapkan selamat kepada muridnya yang kembali memenangkan piala bergilir tingkat SMA se-Jakarta.

"Selamat kepada pemenang! Sekali lagi, beri tepuk yang meriah!"

Bella mengangkat piala yang baru saja diserahkan oleh sang juri. Semua orang kembali bertepuk tangan, sesekali ada yang menggoda Bella karena senyuman gadis itu mampu mengalihkan perhatian kaum lelaki.

Pemenang lomba mendapat panggilan untuk jumpa dengan kepala sekolah, yaitu seseorang yang mengadakan lomba antar sekolah ini. SMA Elang juga terkenal keakrabannya dengan SMA Garuda, kedua sekolah ternama di Ibu Kota.

"Tunggu sebentar ya, Bu. Kepala sekolah sedang mengurus sesuatu." Ucap penjaga piket pada guru pembimbing mereka.

Bella hanya bersandar didinding depan kantor itu. Ia memperhatikan langit-langit biru dengan pikiran kosong.

Satu sifat Bella yang sampai saat ini melekat pada dirinya, yaitu tidak suka menunggu.

"Bel, tadi kan panitia gak adil tuh, masa iya lo diemin? Ngelarang kita segala, padahal udah mau dilawan." Ucap teman satu timnya Bella.

"Ngapain dilawan." Jawabnya singkat.

"Dia kan gak adil."

"Buktinya kita menang, kan?" Tanya Bella yang setelahnya tidak lagi dijawab karena pintu ruang kepala sekolah terbuka. Seketika ia memperbaiki berdirinya didepan pintu itu.

Namun, bukan kepala sekolah yang muncul disana, melainkan seorang cowok berpenampilan rapi namun acak-acakan dimata Bella. Ia juga tidak pandai mengungkapkannya, karena baju cowok itu dibiarkan keluar tapi masih terlihat rapi ditubuhnya. Rambut hitam lebat sangat cocok di wajah cowok itu.

Pandangan mereka bertemu karena posisi yang saling berhadapan walau tidak begitu dekat. Kedua bolamata saling bertatapan sampai akhirnya smirk muncul dibibir cowok itu.

***

Hello, it's me /nyanyi/

Selamat datang dicerita baruQuu😗 hm, part ini segini aja dulu. Seeee yaaaaaaaa

SEMOGA SUKA, ketjup mandjah.

Zero GravityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang