Karena kau menunjukkan padaku,
bahwa tidak ada jalan untuk pergi.***
Hari ini merupakan hari terakhir Zero di skors. Alias hari ketiga untuk cowok itu libur spesial. Seperti biasa, ia mengantar jemput Bella ke sekolah. Padahal gadis itu melarang Zero untuk melakukannya, tapi apa daya si keras kepala tidak bisa di larang.
"Nol, besok ujian" Bella mendekatkan kepala ke samping Zero, agar cowok itu mendengarnya. Mereka sedang dalam perjalanan menuju rumah Bella setelah cowok itu menjemputnya siang ini.
"Ujian? Bahasa apa itu?" Jawab Zero dengan nada tidak biasa.
"Bahasa kalbu!" Balas Bella sedikit mengeraskan suaranya.
Zero terkekeh "Yaudin, selo ae. Cuman ujian kertas kok, bukan ujian hati."
"Gue serius. Lo harus belajar malam ini. Usahain nilai jangan makin turun." Perintah gadis itu.
"Siap, nyonya besar." Tiba-tiba muncul ide di kepala Zero "Gue gak bisa belajar sendirian. Ntar ngantuk malah."
"Belagu banget sih. Mau belajar aja kudu ada temen." Mulailah Bella mencerocos.
"Gue minta di temenin, malah dikata belagu" ucap Zero pelan.
"Apa lo bilang?" Tanya Bella kuat.
"Eh hehe gak ada. Lo mau belajar juga kan?"
"Ya iya dong. Emang lo, malas banget belajar."
"Nah, kita belajar bareng aja. Gimana?" Tawar Zero.
"Dimana-mana tuh ya, belajar lebih fokus sendirian daripada rame-rame." Niat Bella hanya ingin cowok itu belajar malam ini agar nilainya bisa naik di raport.
"Gak rame kok, cuman kita berdua." Paksa Zero "Ya ya ya? Kalo ngga gue ga mau belajar nih."
Lo yang butuh kok ke gue kenanya?!
Maki gadis itu dalam hati. Zero yang membutuhkan nilai, tapi Bella yang ikutan repot.
"Yaudah! Belajar di rumah gue aja!" Jawab Bella sedikit tidak selo. Demi nilai cowok itu di raport.
***
"KingZ?"
"Kingta?"
"Lah?"
Dika kaget melihat adiknya membawa Zero ke rumah. Zero kaget mengapa ada seniornya di rumah Bella. Dan Bella heran mengapa kedua cowok itu saling mengenal.
"Lo temen adek gue?" Tanya Dika langsung.
"Calon temen hidup lebih tepatnya. Gelaseh, lo abangnya?" Jawab Zero dan balik bertanya.
"Damn! Kenapa baru jumpa sekarang, anjir?" Dika memeluk Zero ala lelaki.
"Gue udah beberapa kali ke sini, ga pernah nemu batang idung lo."
"Tunggu, lo kenapa bisa kenal abang gue?" Tanya Bella pada Zero.
"Dunia sesempit ini," Cowok itu mengedipkan sebelah matanya "Abang lo senior balapan gue. Dia udah selesai sama dunia balapan, dan gue pengganti dia." Zero tersenyum lebar pada Dika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zero Gravity
Teen FictionBerawal dari si pembalap terkenal di kalangan anak muda yang hobi menjahili guru dan tidak pernah menetap pada satu sekolah. Membawanya untuk bertemu dengan gadis yang meyakini bahwa si pembalap itu memang trouble maker dan pemain perempuan. Menjad...