ZG - 7

3.1K 144 2
                                    

Tidak ada salahnya mencoba hal yang baru, baik maupun buruk, itu bisa menjadi pengalaman menarik.

***

Buku-buku yang tertata rapi, cahaya yang menembus kaca jendela, serta keadaan hening memberi kemudahan untuk setiap orang yang sedang belajar di perpustakaan itu. Meski keadaan sangat hening, bukan berarti semua orang belajar dan menyelesaikan tugas yang diberi oleh guru.

Seperti halnya keempat cowok di pojok ruangan, mereka memiliki dunia tersendiri untuk saling menertawai hal-hal yang sama sekali tidak penting bagi setiap orang. Mereka memang diperintah guru untuk mengerjakan tugas dengan modal buku yang ada di perpustakaan, tapi masih ada juga yang tidak peduli.

Guru bahasa indonesia itu sudah lelah menegur mereka. Disaat teman-teman fokus untuk menulis jawaban di atas buku, mereka malah melakukan yang lain.

"Semalem gue beli kaset fifty shades yang baru keluar. Anjir, sesek gue" ucap Doni seraya menggeleng kepala, seolah tidak sanggup bercerita.

"Wah, parah lo. Hangus tuh bantal guling,"

"Tau aja si monyet" Doni menoyor kepala Radit.

"Lo beli dimana? Gue mau juga dong, eh minjem ae lah biar hemat." Sambung Haikal.

"Nobar lah kuy," ajak Zero.

"Lo kira piala dunia pake nobar segala," ucap Doni.

Mereka berempat kembali tertawa setelah mengolok Doni yang katanya baru selesai menonton film mendunia itu. Dan dilanjutkan dengan pembahasan lain yang sama sekali tidak bermakna.

"Haikal gitu lho, dari dalam kandungan aja udah disko bareng kecebong"

"Gue juga gak mau sombong sih, gini-gini juaranya berenang." Radit mengusap rambutnya ke belakang, bangga karena itu.

"Ahelah, berenang juga gue jago. Perang bareng kecebong juga udah." Sambung Zero.

"Ya iyalah, anying. Kalo gak pande disko, gak jago berenang, lo pada pasti gak lahir lewat black hole."

Dan ya, untuk kesekian kalinya ruangan ini diisi oleh tawaan dari cowok-cowok itu. Guru kembali menegur seraya mengusap kepalanya, lelah.

"Tuh perawan tua bener-bener butuh belaian kayaknya." Radit berbisik agar tidak didengar oleh gurunya.

"Kasih belaian lo aja, diem tuh pasti." Ucap Zero terkekeh.

"Jangan, ntar dia minta lebih kan ribet jadinya. Nagih pula,"

"Kasih kaset yang baru dibeli si Doni ae, puas tuh ntar." Haikal tertawa keras.

"Kalian bisa keluar kalau tidak suka dengan pelajaran saya!" Guru kembali membentak.

Zero, Radit, Doni dan Haikal dengan polosnya langsung berdiri dan berjalan ke arah pintu keluar.

"Kalian mau kemana?!"

"Jembatan shiratal mustaqim, bu."

Seisi perpustakaan semua tertawa mendengar jawaban dari Zero. Mata cowok itu menangkap Bella yang menutup mulutnya dengan tangan.

Zero GravityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang