Hanya meminta kejujuran meski sakit.
Jangan pikirkan rasaku, karena aku ahli hebat dalam menutup luka.***
Sepulang sekolah, seperti biasanya Zero mengantar Bella sampai ke rumah. Berhubung rumah Bella sedang kosong karena orangtuanya dan Dika keluar kota, gadis itu mengajak Zero singgah sebentar menemaninya sambil menunggu Hema datang ke sana. Ia mengajak Hema menemaninya tidur malam ini.
"Lho? Siapa yang dateng ya?" Kata Bella seraya turun dari motor. Ia melihat ferrari merah terparkir tepat di depan rumahnya.
"Ada tamu kali," Zero ikut turun dari motor. Keduanya berjalan masuk ke halaman rumah dan saat yang sama pula gadis itu langsung berlari ke teras karena melihat sepupunya sedang terduduk lemas.
"Jenny?! Lo baik-baik aja kan?" Bella meraih pipi sepupunya yang terasa sangat hangat.
Jenny mengangguk lemah "Agak pusing, tapi udah mendingan" matanya mengarah pada Zero yang sedang menatapnya.
"Lo lagi sakit, ngapain maksa dateng sih. Nyetir sendirian juga, kan? Btw mobil baru lo keren." Puji Bella lalu membawa Jenny masuk ke dalam, ia hampir lupa kalau Zero masih menunggunya di luar.
"Gue bentar ngurusin anak ayam dulu ya. Lo tunggu disini jangan kemana-mana. Ntar kalau lo jatuh, gue lagi yang repot hehe."
Bella kembali keluar, ia melihat Zero yang sedang menelfon dengan seseorang.
"Ok. Gue otw."
"Siapa?" Tanya Bella setelah cowok itu mematikan panggilan.
"Radit. Aku harus pergi sekarang, nanti aku balik lagi. Kamu jangan kemana mana sendirian, kalo ada apa-apa langsung hubungin aku." Kata Zero cepat dan mengecup pipi Bella cepat.
Dahi Bella berkerut heran "Ada apa? Kok buru-buru?"
Zero menghela nafas pelan, ia menyatukan alisnya sebelum menjawab.
"Temen kecelakaan, temen balapan." Ucap Zero pelan.
Gadis itu tidak bisa menutupi raut kagetnya. Kecelakaan kapan saja bisa terjadi, apalagi kalau seorang pembalap yang berisiko besar seperti Zero.
"Inget, kalo kemana-mana jangan sendirian. Jangan keluar malem, ajak Hem-"
"Iya-iya." Jawab Bella yang dibalas cowok itu dengan senyuman kecil sebelum beranjak dari sana "Hati-hati,"
Setelah melihat Zero tidak ada lagi dari balik gerbang, barulah gadis itu masuk ke dalam dan duduk di samping Jenny yang terkulai lemas.
"Muka lo pucat," Bella memegang dahi Jenny "Elah, si kutu bisa sakit juga ternyata."
Jenny terkekeh pelan "Gue masih kuat, gak selemah itu." Ia memperbaiki duduknya sedikit tegak.
"Lo kata ke rumahsakit, eh tiba-tiba udah di sini. Nih anak dari dulu ga pernah berubah, selalu mendadak." Bella menoyor pelan kepala sepupunya.
"Ck. Baru pulang dari rumah sakit ini,"
"Dan lo masih hutang penjelasan sama gue." Kata Bella langsung.
![](https://img.wattpad.com/cover/138265263-288-k279004.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Zero Gravity
Teen FictionBerawal dari si pembalap terkenal di kalangan anak muda yang hobi menjahili guru dan tidak pernah menetap pada satu sekolah. Membawanya untuk bertemu dengan gadis yang meyakini bahwa si pembalap itu memang trouble maker dan pemain perempuan. Menjad...