It's ok to make mistakes.
***
Bella merebahkan tubuhnya ke kasur ukuran queen size miliknya. Ia baru saja pulang sekolah dan selesai membersihkan badan. Hari ini tidak selelah pulang sekolah seperti biasanya, tapi Bella entah kenapa ingin sekali tidur dan bangun di sore hari.
Baru saja gadis itu memejamkan matanya, handphone yang ada di atas nakas berdering menandakan ada sebuah panggilan. Dengan malas, ia meraih benda pipih itu tanpa bangun dari tempat tidur.
"Halo?" Bella lupa melihat nama pemanggil di siang bolong ini.
"Lemas banget, buk. Belum makan ya?"
Tidak payah melihat, Bella tau siapa yang menelfonnya ini. Siapa lagi kalau bukan Zero.
"Gak selera makan kalo udah denger suara lo."
Orang di sebrang sana terkekeh "Merdu gini juga, udah ngalahin si bibir."
"Hah?" Bella bingung dengan ucapan cowok itu.
"Bieber maksudnya, elah pleset dikit doang"
Gadis itu terkekeh "Lidah lo segala pake plesetan. Cepetan mau ngomong apa? Si nol bacot mulu."
"Nol teh saha?"
"Lo, bego. Gak tau arti nama sendiri?"
Hening sebentar sebelum suara tawa Zero terdengar "Oh gue baru ngeh, hahaha. Zero artinya nol. Hm leh ugha"
"Situ telat mikir, dasar nol." Bella tersenyum kecil.
"Gak sempat mikir yang lain, abisnya udah dipenuhin sama lo semua."
Bella menghela nafasnya pelan, membiarkan cowok itu berucap sesuka hati.
"Sore ini lo harus di rumah."
"Lah, situ siapa ngatur-ngatur saya?"
"Calon kepala," Zero membisik dari sebrang "Kepala rumah tangga kita, hehe."
Bella kembali diam, bingung akan merespon apa.
"Ini hampir jam tiga, jam lima gue udah nyampe sana ya. Bye."
Belum sempat Bella bertanya, protes, dan menolak, Zero sudah mematikan telfon sebelah pihak. Gadis itu menatap layar yang kini sudah gelap, berarti Zero benar-benar tidak membiarkannya menolak atas ajakan itu.
Dengan kesal, Bella melempar handphone ke atas kasur. Ia padahal sudah berencana malam ini menghabiskan waktu dengan membaca novel di atas kasur, di temani secangkir cokelat panas dan setelahnya berimajinasi sampai alam ke tujuh.
Tapi semua rencana terhapus begitu saja semenjak satu menit yang lalu. Apa tadi kata cowok itu? Jam lima dia sudah sampai di rumah Bella?
Gadis itu melihat jam di atas pintu, sekiranya masih ada satu jam lagi waktu untuk tidur siang.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Zero Gravity
Teen FictionBerawal dari si pembalap terkenal di kalangan anak muda yang hobi menjahili guru dan tidak pernah menetap pada satu sekolah. Membawanya untuk bertemu dengan gadis yang meyakini bahwa si pembalap itu memang trouble maker dan pemain perempuan. Menjad...