ZG - 12

2.4K 143 4
                                    

Adalah manusia yang diberi perasaan. Gunakan itu sebaik mungkin layaknya kita yang berotak.

***

Merupakan suatu kesenangan yang tiada tara kalau guru sedang berhalangan dan tidak bisa masuk jam mengajar. Apa lagi ulangan yang tidak jadi diadakan karena halangan tersebut.

Begitulah yang terjadi di kelas ini sekarang. Mulai dari kabar guru itu tidak mengajar hari ini, mereka sudah heboh layaknya seisi mall yang sedang mengadakan discount besar-besaran.

"Diem, wey!" Arkan memukul meja Yuda "Gue gak bawa obor!"

"Lo mau ngapain bawa obor?"

"Ya ngebakar lo lah!" Arkan menoyor kepala Yuda sampai cowok itu mengoceh dan membalas balik, sampai terjadilah toyor-menoyor di antara mereka.

"Gue perkosa baru tau rasa lo!" Yuda menendang punggung Arkan sebelum berlari keluar kelas.

"Jangan keliaran di luar kelas, woi!" Arkan berteriak mencoba menahan Yuda, tapi diabaikan temannya itu. Ia menghela nafasnya keras dan menoleh saat bahunya di tepuk pelan "Eh? Kenapa, Bel?"

Bella berdeham "Gimana tugas kelompok yang kemarin?"

"Oh, udah gue siapin sebagian. Tinggal sikit lagi kok, lo tenang aja." Arkan tersenyum.

Bella membuang pandangannya sesaat sebelum menjawab "Kalo gitu kerjain sama-sama aja sekarang,"

Cowok itu melihat jam di tangannya, ia menatap Bella dengan kecewa "Gue ada latihan futsal sebentar lagi, maaf banget ya"

"Eh- gakpapa kok" Bella menyelipkan rambutnya ke belakang seraya tersenyum.

"Ntar gue yang siapin. Tenang aja, gue tanggung jawab kok orangnya." Arkan mengedipkan sebelah matanya pada gadis itu "Gue siap-siap dulu ya,"

"Ah- iya iya" jawab Bella setelah lebih sadar dari sebelumnya. Arkan menepuk bahu Bella, kemudian berlalu dari kelas.

Bella menghela nafasnya pelan, berbalik untuk duduk di samping Hema yang sedari tadi memperhatikannya. Ia membuka novel yang kemarin baru dibelikan Zero, lanjut membacakan cerita yang bisa saja mengalihkan pikirannya.

"Mungkin anda kurang beruntung," Hema terkekeh "Coba lagi."

"Lo kira ale-ale?" Balas Bella jutek.

"Iya, yang di kucek-kucek pake semangat, eh rupanya di php-in."

Ya, layaknya minuman berhadiah. Kita setidaknya sudah mencoba dan berharap untuk mendapatkan hal itu. Meski akhirnya jawaban tidak sesuai dengan yang kita harapkan. Jangan menyesal sudah mencoba dan berharap, mungkin keberuntunganmu berada di minuman yang lain.

Sekarang ini, mencoba belajar menjadi lebih baik melalui hal-hal terdekat di sekitar kita.

"Curhat?" Tanya Bella mengejek.

"Kita kan gitu. Lo yang galau, gue yang curhat." Hema menyindir.

Bella menghiraukan ucapan sahabatnya, lebih baik lanjut membaca dari pada terus-terusan membahas itu. Bella memang seperti ini, tidak mau terjerumus terlalu dalam. Ia pandai mengendalikan sesuatu. Mungkin kalian sendiri tau itu apa.

Zero GravityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang