Am i in love with you?
Or am i in love with the feeling?***
Pada jam pelajaran pertama hari ini, Arkan sebagai ketua kelas membagi berita gembira pada teman-temannya. Bahwa guru sedang mengadakan rapat. Sontak saja seisi kelas langsung heboh.
Kalau sudah seperti ini, dijamin tidak ada satupun yang bisa disuruh diam. Terkecuali siswa barisan paling depan yang masih berpacaran dengan buku.
"Bel, si abang apa kabar?" Bisik Hema. Ia menggeser meja dan bangkunya sedikit mendekat pada Bella, memberi kode bahwa ia ingin sedikit bercerita tentang pujaan hati.
"Baik, dia mah ga ada perubahan. Makanya jangan sombong gak mau main ke rumah gue." Jawab Bella. Ia tau Hema memang suka pada Dika, abang kandungnya.
"Bukan gitu. Kalo keseringan main ke rumah lo, keliatan banget gue nyari kesempatan." Hema bersandar di bangkunya, memainkan pensil sambil berpikir.
"Huh, jelek dan ngeselin kayak abang gue ternyata ada juga yang suka , ya? Heran."
"Jelek mata lo burem?! Jelas-jelas jodoh gue yang satu itu dapet tetesan darah dari nabi Yusuf, ganteng ga ketulungan." Hema tidak terima mendengar pernyataan sahabatnya itu.
"Iye-iye. Woi, gak jaman secret admirer. Gas dong!"
"Songong, songonggg" Hema mendorong bahu Bella pelan "Sementang udah ga jomblo lagi, udah ga akting lagi, lo juga dulunya diem kayak gue! Nyali kecut kalo udah di depan doi."
Bella tertawa dan tanpa henti mengolok Hema.
"Bel,"
Bella menoleh ke belakang "Kenapa, Dit?"
"Zero ada ngasih kabar ke lo, ngga?" Tanya Radit. Kedua temannya di belakang melihat Bella dengan pandangan yang berbeda dari biasanya, begitu pula Radit.
"Gak ada sama sekali. Gue semalam nelfon sih, tapi non-aktif. Kenapa, Dit?"
Radit mengerutkan alisnya seperti berpikir. Cowok itu langsung berbalik badan, membiarkan Bella kebingungan. Bella yang semakin merasa aneh pun menarik baju Radit dengan cepat.
"Zero kenapa?"
Khawatir. Itu yang Doni tangkap sedari ia memperhatikan Bella.
"Tadi malam cowo lo-" Radit menepuk bibirnya "Maksud gue, Zero. Tadi malam dia balapan-"
"Terus?" Potong Bella.
"Ya kaga terus-terusan. Balapan doang, tapi si kutu gak ada kabar waktu selesai balapan. Langsung balik gitu aja."
Tanpa sadar Bella menarik nafas lega.
"Biasanya si kutu kalo gak sekolah atau bolos ngabarin kita dulu, kali ini engga." Sambung Radit.
"Dia juga ga ngabarin gue." Jawab Bella singkat "Coba tanya pacarnya aja deh, gue belum sempat nanya siapa pacar Zero. Tapi kalian tau, kan? Nah, langsung tanya aja."
Radit mengedipkan matanya tiga kali.
Haikal menahan kepalanya sambil menunduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zero Gravity
Novela JuvenilBerawal dari si pembalap terkenal di kalangan anak muda yang hobi menjahili guru dan tidak pernah menetap pada satu sekolah. Membawanya untuk bertemu dengan gadis yang meyakini bahwa si pembalap itu memang trouble maker dan pemain perempuan. Menjad...