Setiap pertemuan adalah sebuah rencana. Apakah pagi ini Tuhan sedang membuat rencana baru?
***
Upacara yang dilaksanakan setiap senin pagi, selesai pada pukul setengah sembilan. Semua murid disuruh memasuki kelas karena pelajaran akan segera dimulai. Beberapa dari mereka mengeluh karena jam pertama adalah pelajaran yang tidak mereka sukai. Begitulah masa sekolah, semua harus dijalani walaupun terasa sangat lelah.
Nikmati saja kesempatan yang masih dapat kita lalui. Jangan sempat menyesal karena tidak puas dan tidak sempat merasakan kebersamaan. Rasa lelah hanya sebentar, anggap saja itu bumbu untuk mencapai masa depan.
Bella terusik dari lamunannya saat mendengar kehebohan masyarakat kelas, terutama pada kerumunan cewek yang asik mengintip keluar jendela.
"Kenapa sih?" Tanya Bella pada Radit yang sedang lewat di samping mejanya.
"Babu gue pindah kesini. Biasalah, babu ganteng. Makanya nih emak-emak pada ribut. Dikira jualan sayur-"
Ketukan rol besi di atas meja membuat seisi kelas terdiam. Mereka yang tadinya asik mengintip keluar jendela, terbirit duduk ke bangku masing-masing saat guru sudah berdiri di depan kelas.
"Kita kedatangan murid baru dikelas ini. Mohon jaga ketenangan." ucap wanita berkacamata itu "Silahkan masuk,"
Tepat saat cowok itu masuk ke dalam kelas, semua tarikan nafas memberi suara dalam ruangan. Mulailah bisikan demi bisikan terdengar, bahkan ada yang terang-terangan memuji ketampanan cowok itu.
Berbeda dengan Bella yang tampak kaget karena siswa baru itu adalah cowok yang kemarin mengganggunya di depan gerbang seusai lomba.
"Saya Zero Gravity. Pindahan dari SMA Garuda."
Zero tersenyum manis, membuat cewek di kelas kembali heboh dan ribut. Ia menghiraukan itu, sudah terlalu biasa baginya. Disaat semua orang sedang memujinya, pandangan Zero jatuh pada cewek yang masih diam menatap jendela.
"Kenapa pindah? Padahal disana sekolahnya gak kalah bagus." Tanya salah satu siswi yang duduk di depan.
Mata Zero bertemu dengan mata Bella yang menoleh untuk melihatnya, senyuman tipis kembali terbit di wajah cowok itu "Cuman mau nyari angin baru."
Sepertinya wanita berkacamata yang sedang duduk di kursi, sudah bisa menggambarkan bagaimana sifat murid baru itu.
"Baiklah, Zero. Silahkan duduk di bangku kosong yang sudah di sediakan."
Zero mencari bangku kosong yang dikatakan guru itu. Matanya berhenti untuk kembali menatap Bella. Bella menaikkan sebelah alisnya, sebelum menoleh ke belakang. Ya, disanalah bangku kosong yang dikatakan guru.
Bella menarik nafasnya dalam. Artinya cowok itu duduk di belakang Bella. Ia tidak tau akan seperti apa hari-harinya setelah ini. Sebab, pertama kali Bella bertemu Zero, ia sudah tidak suka dengan sifat pengganggu cowok itu. Konon lagi sekarang mereka berada di sekolah yang sama dan kelas yang sama pula.
Bella sengaja melihat ke bawah, agar matanya tidak bertemu dengan cowok yang baru saja lewat di sampingnya.
"Sampai dimana materi kita kemarin?"
Bella mengeluarkan buku dari dalam tas saat guru memulai pelajaran. Tidak peduli dengan cowok yang sekarang asik memperhatikannya. Untuk apa repot memikirkan cowok pengganggu itu.
Ia masih memperhatikan guru yang sedang menulis di papan, sesekali mencatat apa yang wanita itu jelaskan. Bella tidak seperti cewek lainnya yang masih heboh karena Zero.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zero Gravity
Novela JuvenilBerawal dari si pembalap terkenal di kalangan anak muda yang hobi menjahili guru dan tidak pernah menetap pada satu sekolah. Membawanya untuk bertemu dengan gadis yang meyakini bahwa si pembalap itu memang trouble maker dan pemain perempuan. Menjad...