EXTRA PART II

3.5K 175 22
                                    

"Miss me?"

Ternyata ada seseorang yang berada di balik tirai itu. Seperti sebuah kejutan yang benar-benar berhasil membuat Bella mematung tidak percaya atas apa yang ia lihat sekarang.

Nafasnya tercekat, menatap ke depan seolah tidak percaya atas apa yang baru saja terjadi. Andai bisa menuntut kenyataan untuk mengatakan apakah ini asli atau tidak? Apakah ini mimpi atau Bella sedang menghayalkan orang yang ia rindukan selama bertahun-tahun ini?

Hingga senyuman itu membuat Bella lemas dan menjatuhkan bucket bunga dari tangannya.

"Gue pasti mimpi." Bella langsung berbalik dan berjalan cepat seraya mencubit tangannya untuk menunjukkan bahwa ini hanyalah mimpi yang sering muncul di tidurnya.

Ia meringis karena cubitan itu terasa sakit bersamaan dengan seseorang memanggil namanya.

"Quin?"

Langkahnya terhenti. Hanya satu orang yang memanggil Bella seperti itu. Suara langkah terdengar mendekati Bella saat itu juga.

"Quin..."

Tubuh Bella sangat kaku saat ia kembali berbalik dan mendapat Zero berdiri di hadapannya.

Saat itu juga satu tetes air mata jatuh di pipi gadis itu.

"I'm back.."

Mata teduh itu menatap Bella dalam, memancarkan segenap rasa yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

Semakin lama air mata Bella turun semakin deras, tidak ada isakan tangis yang keluar namun gadis itu benar-benar menangis.

Bella memukul dada Zero sekuat tenaga yang ia punya meski itu terbilang lemah. Ia menggigit bibirnya menahan suara untuk tidak berteriak ke wajah cowok itu. Intinya Bella ingin menangis sekarang.

Cukup lama Zero membiarkan, sebelum ia menarik Bella ke dalam pelukan yang begitu erat, hangat, dan rasa rindu yang mendalam. Menahan pergerakan Bella sehingga gadis itu berhenti memukulnya.

Bella masih menangis saat cowok itu justru memeluknya erat.

"I miss you so much.." bisik Bella di tengah tangisnya.

"I miss you every.single.day." Jawab Zero dengan penekanan. Ia memejamkan matanya, menghirup aroma tubuh yang selama ini hanya ia mimpi-mimpikan.

Tangan Bella terangkat, membalas pelukan Zero sama eratnya.

"Tuhan, kalau ini mimpi jangan bangunin Bella..." do'a gadis itu takut-takut kalau saja sebentar lagi ia terbangun dari tidurnya. Ia memejamkan mata dan menarik nafas dalam seraya terus berdo'a.

Zero tertawa pelan "Ini nyata, sayang."

Bella mepelas pelukan mereka "Beneran?"

Cowok itu menatap Bella gemas "Damn. Can i kiss you right now?"

Lagi-lagi Bella menangis. Kali ini dengan teriakan memanggil nama Zero.

"Kenapa lama banget, Zero?!"

Cowok itu menelan ludahnya melihat emosi Bella seketika meledak-ledak.

"Lo tau, hah?! Gue nunggu lo mati-matian di tahun pertama! Gue nyari kontak lo sampe ke ujung Indonesia! Gue susah tidur! Gue menderita! Gue putus harapan di tahun ketiga! Dan di saat gue pasrah... lo hadir tiba-tiba!!"

Dada Bella naik turun seperti baru selesai berlari. Air mata masih mengalir di pipinya saat ia menarik nafas dan siap meluapkan amarahnya lagi.

"SEMUA COWO GUE TOLAK-"

Zero GravityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang