ZG - 8

2.5K 133 0
                                    

Kali pertama ada yang memeluk tubuhku. Adakah mantra untuk menghentikan waktu?

***

"Kita pulang, nih?" Zero sedikit mengeraskan suaranya agar Bella mendengar.

"Ya pulanglah." Jawab gadis itu dengan wajah juteknya.

"Gue kan gak tau dimana rumah lo, kecuali rumah kita nanti, baru deh gak payah nanya."

"Gaje." Ucap Bella ketus "Di jalan merak."

"Alhamdulillah."

"Kok gitu?"

"Iya, jauh soalnya." Zero terkekeh, maksudnya yang tidak lain dan tidak bukan adalah bisa berlama-lama dengan Bella.

Cowok itu kembali mengoceh tidak jelas, Bella hanya menghiraukannya. Selama perjalanan, memang Zero yang paling banyak mengisi pembicaraan. Terkadang Bella merasa salut, karena Zero yang tidak pernah kesal meski Bella jutek tanpa tanggung terhadapnya. Malah Bella sendiri yang sering kesal terhadap cowok itu.

Ya, perasaan memang seperti itu selama kedua belah pihak belum mengisi sebuah perbedaan.

"Kalo gak tau jalan ngapain ajak pulang bareng! Rumah gue belok kanan, bukan lurus!"

Zero meringis karena suara Bella melengking tepat di samping telinganya. Bukan karena ia tidak tau jalan, tapi,

"Main dulu kita."

Bella menatap tajam pada Zero melalui kaca spion "Moyang lo sono ajak main! Gue kaga mau. Putar balik sekarang!"

"Ngajakin moyang adanya ntar gue ngurusin pampers."

"Bodo amat!" Bella melepas tangannya dari pinggang Zero.

Tidak apa pikir Zero, karena berada dekat dengan Bella seperti ini saja sudah membuatnya senang. Anggap saja pelukan tadi sebagai bonus karena usahanya mengajak Bella pulang bersama.

Dan usaha ini belum seberapa.

Bella mendapat kode dari Zero untuk turun dari motor saat mereka sudah berhenti di depan toko kaset. Dengan terpaksa, Bella turun dan berdiri membelakangi Zero. Cewek itu melipat tangannya di dada, ingin pulang sekarang juga.

"Lo hebat ya, kalo ngambek makin cantik." Bisik Zero di telinga Bella sebelum menarik cewek itu masuk ke dalam toko.

Bella menarik tangannya dari Zero, sudah bersiap berteriak di depan cowok itu kalau saja ia tidak sadar keadaan di toko itu sangat ramai.

"Broda!" Sapa Zero pada penjaga toko itu.

"Eh elu? Tumben kesini bukan jamnya bolos," jawab cowok berkaus coklat yang sudah akrab dengan Zero "Bawa doi pula. Kayaknya banyak perubahan nih,"

Bella masih dapat menahan wajah jenuhnya.

"Haha, bukan kok. Cuman temen,"

Beruntung karena detik ini kewarasan menghampiri Zero.

"Temen hidup," Sambungnya.

Zero GravityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang