ZG - 6

3.1K 142 1
                                    

Kesal itu berasal dari pikiran. Jadi, aku hanya akan mendengar apa yang berasal dari hatimu.

***

Selesai makan malam, Bella kembali ke kamarnya untuk sekedar menonton TV atau membaca novel. Kalau ditanya, Bella hanya akan belajar di pagi hari sebelum ia melakukan satu kegiatan. Bella hanya membutuhkan waktu satu jam untuk belajar, kelebihan yang ia miliki dalam hal pelajaran membuatnya mudah mengatur segala hal.

Gadis itu tersenyum sendiri sewaktu membaca adegan menggemaskan di novel. Ia bisa saja menghabiskan waktunya sampai tengah malam sebelum nada dering panggilan terdengar dari handphonenya.

Bella meraih benda pipih itu dari atas nakas. Keningnya berkerut dalam saat melihat layar cerah itu hanya menunjukkan panggilan dari nomor asing tanpa nama. Tanpa merasa curiga, Bella menggeser warna hijau disana.

"Halo?"

Hening yang terdapat disana. Bella kembali melihat layar handphonenya, ternyata panggilan masih tersambung.

"Halo?"

Ulangnya lagi, tapi tetap tidak ada jawaban dari sebrang. Ah mungkin salah sambung, pikir Bella. Ia mematikan panggilan itu, kembali meletak handphone ke atas nakas.

Baru saja Bella akan melanjutkan baca novelnya, handphone kembali berdering. Gadis itu berdecak kesal karena nomor yang sama kembali menelfon.

"Salah sambung!" Bentak Bella cepat namun kali ini terdengar kekehan dari sebrang sana.

"Dikira Ayu tingting? Segala salah alamat"

Tunggu, sepertinya Bella mengenal suara ini.

"Quin? Kok diem?"

Bella benar-benar memejamkan matanya saat tau siapa yang menelfonnya. Helaan nafas Bella mungkin akan terdengar sampai ke sebrang.

Siapa lagi kalau bukan Zero? Ia satu-satunya orang yang memanggil nama depannya. Lalu, dari mana cowok itu mendapat nomor handphone Bella?

"Lo?"

"Iya gue. Eh? Gue kan belum bilang, kok lo tau?" Jelas sekali suara Zero mengejek Bella "Gini nih orang ganteng, selalu di inget."

Bella memutar bolamatanya malas. Cewek itu langsung mematikan panggilan, merasa tidak penting bercakapan dengan cowok pengganggu yang baru saja membuat luka di lututnya.

Andai saja Zero tau, seperti apa Bella menahan malu karena jatuh di sekitar banyak orang. Wajah Bella sudah lepas kendali karena malu bercampur emosi. Selalu saja seperti itu kalau sudah bertemu Zero, tidak ada kejadian selain sial.

Dering panggilan kembali terdengar, Bella menghiraukan itu. Ia lanjut membaca novel meski sudah tidak lagi fokus akibat gangguan cowok itu.

Satu notifikasi baru di bawah panggilan tak terjawab, muncul di layar handphone Bella. Kali ini sebuah pesan yang muncul disana. Cewek itu berbaik hati mau melihat sebuah pesan dari nomor yang sama.

082231317960
PENTING BANGET, KALI INI LO HARUS ANGKAT. GUE SERIUS.

Bella menghela nafasnya keras, ini sudah kesekian kalinya. Cukup untuk cowok itu mengganggu Bella di sekolah, tapi di rumah jangan. Apakah Zero berniat mengganggu Bella di setiap waktunya?

Zero GravityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang