Lihat aku yang sekarang, bukan aku di masa lalu. Karena semua bisa menjadi jelek, sebelum itu menjadi indah.
***
Gadis itu melihat alamat di kertas, ia harap-harap cemas apakah di dalam sana ada orang yang ia maksud. Meski di kertas itu sudah jelas alamat yang tertera. Mungkin hatinya memilih antara siap dan tidak siap, tapi Bella harus melakukannya.
Ini merupakan tahap akhir yang ia lakukan. Ia menerima apapun yang akan terjadi.
Karena hatinya memilih berjuang.
Sewaktu di rumah Zero, Bella mencari hal-hal yang mungkin bisa membawanya untuk bertemu Reza. Ternyata cukup mudah, hanya di dalam kotak yang berada di bawah tempat tidur cowok itu. Ada banyak foto di sana. Termasuk foto Zero, Reza dan Jenny.
Dan ada sebuah kertas kecil yang membawa Bella ke apartment ini.
Sedikit tidak yakin apakah Reza masih tinggal di sana, gadis itu mendapat tangannya bergetar saat menyentuh bel di dekat pintu.
Menunggu sebentar, Bella justru berharap waktu dapat dipercepat agar ia bisa langsung memastikan apakah Reza di sana.
Pintu itu terbuka, membuat Bella perlahan mendongak dan matanya bertemu tatap dengan seseorang yang dulu menjebaknya di dalam club. Ya, itu Reza.
Cowok itu memandang Bella tidak suka, alisnya naik seolah bertanya kenapa. Melihat Bella yang masih mematung, Reza menutup pintu.
"Gue cuman minta waktu lo sebentar," ucap Bella cepat, tepat saat pintu itu sedikit lagi akan tertutup.
Hening.
Sebelum Reza kembali membukanya dan menyuruh Bella masuk ke sana.
Gadis itu menelan ludahnya, melangkah pelan dengan tubuh gemetar sampai ia berdiri di tengah-tengah ruangan bernuansa putih itu. Bingung harus memulai dari mana, Bella membuang pandangannya dari Reza.
"Berani masuk kandang singa, huh?" Tanya Reza yang membuat Bella semakin takut.
Melihat gadis itu menunduk, Reza tersenyum geli.
"Hahaha. Becanda doang. Duduk noh di sofa."
Mendengar gaya bicara Reza, sepertinya Bella salah bertemu orang. Nada bicara cowok itu seperti bukan bertemu musuh, melainkan bertemu teman baru.
Meski dilanda keheranan, Bella memilih duduk di sana.
"Gak usah takut. Masalah gue udah selesai sama cowo lo."
"Selesai? Lo yang buat dia masuk penjara" balas Bella langsung.
"Yah, gue anggap itu selesai." Reza berjalan ke depan gadis itu, bersandar ke dinding seraya melipat kedua tangannya di dada "Lo salah, dia yang memulai permainan."
Bella menatap cowok itu tajam, sebelum membuka tasnya dan mengambil satu lembar foto. Menyodorkan foto itu pada Reza.
Reza mengambilnya, ekspresi terkejut sangat tampak dari wajah cowok itu saat melihat foto. Meski Bella sadari, Reza cukup ahli menutupi rasa kaget itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zero Gravity
Teen FictionBerawal dari si pembalap terkenal di kalangan anak muda yang hobi menjahili guru dan tidak pernah menetap pada satu sekolah. Membawanya untuk bertemu dengan gadis yang meyakini bahwa si pembalap itu memang trouble maker dan pemain perempuan. Menjad...