ZG - 27

1.9K 110 0
                                    

Kau membangun perasaan ini,
dan kau berhak menghancurkannya.

***

Hari ini adalah hari perlombaan yang di nantikan oleh Arkan dan Bella. Mereka sudah lama berlatih dengan giat, dan di hari inilah keduanya harus berusaha sebisa mungkin untuk membanggakan sekolah.

Seperti biasa, perlombaan diadakan di satu sekolah yang mengundang berbagai sekolah lainnya untuk berlomba disana.

Sekarang, keadaan di sekolah ternama ini sangat ramai sekali. Warna baju yang berbeda-beda menandakan mereka datang dari berbagai sekolah yang ada di ibu kota.

Bella duduk di bangku besi yang ada di koridor sambil menelfon Zero. Ia sedang menunggu Arkan kembali dari kantor untuk mengurus sesuatu.

"Gue di koridor utama, lo dimana?" Tanya Bella pada Zero yang tadi tidak tau kemana rimbanya.

"Iya, gue tunggu." Jawabnya final sebelum menutup telfon. Ia kesal pada Zero yang katanya sebentar lagi sampai disana, tapi sedari tadi tidak muncul-muncul. Padahal lomba sebentar lagi dimulai.

Beberapa menit menunggu, akhirnya Zero muncul di hadapan Bella.

"Mau kesini aja lama banget," sambar Bella langsung.

"Tadi keliling dulu ke London, Paris, baru balik lagi ke Jakarta." Canda Zero.

"Semerdeka lo deh."

"Yee gitu aja ngambek," Zero meniup mata Bella.

"Ck." Bella berdecak kemudian mendorong wajah cowok itu "Gimana? Udah dapet cecan disini?"

"Gak ah," Zero menggeleng tidak tertarik "Pada jelek semua."

"Ha? Masa sih? Padahal pada bohay." Bella memajukan bibirnya tanda mengejek.

"Gak juga tuh, tepos malah."

"Heh!" Bella terkekeh namun tangannya tetap memukul lengan Zero "Tuh mulut perlu di gembok."

"Lo sih-"

"Hei, bro?"

Zero dan Bella menoleh ke asal suara. Disana ada tiga cowok yang melihat ke arah mereka, sepertinya yang di tengah menjadi ketua di antara cowok-cowok itu. Nampak dari gayanya.

"Zero Gravity, huh?" Tanya cowok itu malah seperti mengejek.

Zero yang tadinya sedikit kaget, kini menutup pura-pura terlihat biasa saja. Ia menghela nafasnya pelan.

"Pergi dari sini yuk," ia menarik tangan Bella. Gadis itu kebingungan, namun ia tetap mengikuti Zero.

"Mau lari? Eits, gue gak pernah kenal KingZ yang suka lari dari masalah. Alias banci."

Langkah Zero terhenti, begitu juga Bella. Cowok itu mengepalkan tangannya, mencoba untuk menahan emosi yang gampang sekali tersulut. Akhirnya Zero kembali berbalik, mungkin cowok di hadapannya ini lupa siapa Zero. Maka akan Zero ingatkan kembali.

"Lama di rumah sakit kayaknya ngebuat lo lupa ingatan, ya? Reza terhormat?" Balas Zero menatap lawannya.

"Enggak sama sekali." Jawab Reza tak kalah sangar.

"Buktinya lo lupa siapa yang banci disini?"

"Jangan ngatain diri sendiri, malu dong di depan cewe lo." Reza beralih menatap Bella yang masih kebingungan.

Zero perlahan menarik Bella mendekat padanya.

"Ternyata ada perubahan setelah sekian lama gue pergi," Reza berjalan mendekat. Zero tetap mengawasi cowok itu. Ia semakin erat menggenggam tangan Bella. Ada yang ia takutkan sekarang.

Zero GravityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang