Dengan langkah yang tidak beraturan, Krasiva melangkahkan kakinya mengikuti langkah seorang wanita anggun didepannya. Pagi ini kebingungan Krasiva terjawab, kenapa Maya bisa dengan cepat memasukkannya kemari.
Ternyata kepala sekolah yang berjalan didepannya saat ini adalah teman dekat Maya.
"Jika ada apa-apa, jangan sungkan untuk keruangan saya."
Krasiva mengangguk. "Iya bu,"
"Saya harap kamu betah disini. Tolong sebisa mungkin untuk tidak membuat masalah." Krasiva mengangguk saja, tidak terlalu mendengarkan.
Langkahnya terhenti saat bu Anggi —kepala sekolahnya, tiba-tiba berhenti didepan sebuah ruang kelas.
"Silahkan, kita sudah sampai." Pandangan Krasiva mengikuti arah tangan bu Anggi yang terarah pada sebuah kelas yang berada di sisi kanannya.
"Tunggu sebentar." Ucap bu Anggi sebelum mendekat ke pintu yang terbuka dan mengetuknya.
Krasiva hanya diam menyaksikan bu Anggi yang saat ini sedang berbicara dengan seorang wanita berpenampilan hampir sama dengannya —Krasiva tebak mungkin itu guru yang sedang mengajar dikelas tersebut.
"Ayo," Panggil Bu Anggi. Memberi isyarat Krasiva agar mendekat. "Ini Bu Ratna, walikelas kamu."
Krasiva hanya mengangguk kikuk. Lalu menyalami punggung tangan Bu Ratna.
"Halo Krasiva, selamat datang di SMA Starlight, dan selamat bergabung di kelas sebelas-dua." Krasiva kembali mengangguk.
"Baik, saya masih ada urusan. Sampai nanti Krasiva dan Bu Ratna." Pamit Bu Anggi.
Wanita itu langsung melenggang pergi dengan anggun meninggalkan Krasiva dan Bu Ratna yang masih berdiri didepan pintu kelas. Dari luar saja Krasiva bisa mendengar dengan jelas kegaduhan kelas. Berisik sekali.
"Ayo masuk, kamu harus perkenalkan diri kepada teman-teman baru." Dengan berat hati, Krasiva melangkahkan kakinya mengikuti Bu Ratna.
Indra pendengaran Krasiva tidak mendengar apapun saat masuk kedalam ruang kelas yang luas itu. Semua mata terdiam menatap kearahnya. Padahal tadi kelas ini berisik sekali.
"Anak-anak.... Pagi ini kita kedatangan teman baru, Ibu harap kalian bersikap baik, oke?" Suara Bu Ratna memecahkan keheningan.
"Oke, perkenalkan dirimu."
Krasiva mengangguk. "Nama gue Krasiva Anastasya. Terimakasih."
Perkenalan dirinya memberi jeda yang sangat panjang, membuat Bu Ratna menoleh padanya dengan bingung.
"Segitu aja?"
Krasiva mengangguk.
"Gak mau ditambah?" pertanyaan Bu Ratna dijawab oleh gelengan kepala, membuat sorak-sorakkan komentar menggema didalam kelas.
"Buset, singkat amat."
"Jutek ya, untung cantik."
"Sial! Saingan."
"Sukak nih gue yang gak banyak omong."
"Cantik euy."
Bu Ratna langsung geleng-geleng. Mengangkat kepalan tangannya di udara, meng-isyaratkan untuk diam. Benar saja, keadaan kelas langsung hening kembali.
Namun itu semua tidak berlangsung lama saat seorang laki-laki masuk kedalam kelas dengan tas yang masih ia gendong dipunggungnya dengan cengiran menyebalkan.
Kedua tangannya dimasukkan kedalam saku celana, mulutnya mengunyah permen karet, dan bibirnya menampilkan cengiran santai.
"Selamat pagi Bu Ratna. Selamat pagi teman-teman semua. Selamat pagi juga cantik." Krasiva melotot saat laki-laki itu mengedipkan mata kepadanya disaat ucapan terakhirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arkrasiv ☑️
RomanceTentang perjuangan untuk mendapatkan, namun yang pada akhirnya dia lepaskan. Krasiva benci peduli dan percaya pada orang lain. Lalu Arkara datang, mengubah yang asing menjadi biasa. Namun sayang, hal biasa tadi kemudian berubah lagi menjadi asing...