Krasiva POV
Gue mengedarkan pandangan ke sekitar. Lingkungan sekolah sudah mulai sepi karna bel pulang memang sudah berlalu dari lima belas menit yang lalu.
Hari ini benar-benar membosankan seperti biasanya, gak ada yang menyenangkan seperti kebanyakan hidup di jaman anak berseragam putih abu-abu.
Ya, mungkin hanya untuk hidup gue.
Tadinya gue berdiam diri didalam kelas setelah bel pulangan. Bahkan, murid yang kena jadwal piket sampai bertanya-tanya kenapa gue gak langsung pulang.
Gue bukan anak introvert, kadang gue diam dan memilih pergi dari mereka semua adalah karena gue terlalu malas untuk meladeni sikap mereka yang lebih ke 'ingin tahu'.
Mungkin karena ini mereka menganggap gue sebagai orang yang sombong.
Ponsel di saku baju seragam gue berbunyi. Masih melangkah menuju lapangan parkir, gue memutuskan untuk melihat siapa sang pengirim pesan.
Alis gue saling bertautan saat melihat bahwa itu adalah notifikasi dari Collect SMS. Siapa yang ngirim pesan ke gue dengan pede-nya padahal dia gak punya pulsa?
Meski kesal, gue tetap membayar pesan dari sang pengirim dengan sedikit pulsa yang gue punya. Siapa tahu penting, kan?
Setelah menyetujui, sebuah pesan masuk dan rasa kesal di hati gue semakin besar saat membaca isi pesan tersebut.
Hai jodohnya Arka!
Sial! Gue pikir isinya penting. Ternyata hanya sebaris kalimat yang membuat gue semakin ingin mengumpat.
Siapa lagi yang ngirim pesan ini kalau bukan cowok gila yang duduk disebelah gue dikelas? Arkara Angkasa!
____
Gue masuk kedalam rumah dan langsung menghela nafas lega. Cuaca diluar benar-benar panas dan membuat gue selalu merasa haus.
Dengan langkah santai, gue langsung menuju ke lantai atas. Pikiran gue saat ini hanyalah, mandi dan tidur.
Mata gue meneliti ke sekitar. Biasanya, saat jam segini. Tante Maya pasti sedang duduk di ruang keluarga sambil menonton Televisi atau sekedar membaca majalah.
Tapi yang gue lihat, ruang keluarga kosong. Gak ada siapapun.
Meski penasaran, gue memilih untuk tidak ambil pusing seperti biasa. Mungkin dia sedang di dapur atau pergi keluar.
Baru aja kaki gue menapak di lantai atas. Pintu kamar Manda yang berada disamping kamar gue terbuka, keluar tante Maya dari sana sambil membawa nampan berisi mangkok dan gelas.
Kadang gue benci sifat 'pura-pura gak peduli' yang selalu gue lakukan. Seperti saat ini, tante Maya tersenyum ke arah gue.
Tapi gue hanya diam dan langsung masuk kedalam kamar tanpa memperdulikan dia.
Oke, gue emang jahat. Tapi semua yang gue lakukan selalu punya alasan kenapa gue bisa sekeras dan sejahat ini.
🌾
Author POV
Arkara memanyunkan bibirnya saat pesan iseng yang dia kirim ke Krasiva tak kunjung mendapat balasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arkrasiv ☑️
RomanceTentang perjuangan untuk mendapatkan, namun yang pada akhirnya dia lepaskan. Krasiva benci peduli dan percaya pada orang lain. Lalu Arkara datang, mengubah yang asing menjadi biasa. Namun sayang, hal biasa tadi kemudian berubah lagi menjadi asing...