Krasiva sekarang mulai berfikir. Apakah dihidupnya tidak ada satu hari saja kedamaian?
Sekarang sudah jam istirahat, harusnya dia makan atau sekedar tidur di kelas. Dan hari ini Krasiva memilih untuk berjalan ke kekantin lalu memesan makanan.
Jika saja perutnya tidak terus berbunyi karena tidak sarapan pagi tadi. Mungkin Krasiva akan lebih memilih tidur dikelas yang sepi karena semua orang sedang makan dikantin.
Sebenarnya yang membuat kesal bukan karena dia kehabisan makanan dikantin atau tidak dapat tempat untuk duduk.
Yang jadi permasalahannya adalah, orang yang sekarang sedang menelponnya.
"Iya, tau." Balas Krasiva sambil mengaduk-aduk nasi goreng dihadapannya.
[Jangan keluyuran. Hari ini kita akan makan malam diluar. Papah pulang.]
"Aku gak budeg. Gak usah di ulang-ulang."
[Papah cuma ingetin, siapa tau kamu langsung lupa kayak oma.] Ada nada bercanda di sana. Tapi Krasiva tidak peduli.
Untuknya ini tidak lucu.
"Aku mau makan siang sekarang. Mungkin papah lupa jam berapa disini."
[Oke, papah tutup tel--]
Sebelum papahnya selesai bicara, Krasiva sudah lebih dulu mematikan sambungan.
Kegiatan Krasiva yang akan menyendokkan nasi goreng kedalam mulutnya langsung terhenti saat melihat seseorang menarik kursi disebelah nya.
"Sendirian aja, Arka temenin ya!" Harusnya Krasiva tau kalau si penganggu masih hidup.
"Lo beli nasi goreng nya bu Betra ya? Udah gue tebak! Aroma nya aja langsung kecium pas gue duduk " Krasiva hanya memutar bola matanya malas.
"Pergi!" Usir Krasiva menatap Arkara sinis. Sendok dan garpu ditangannya sudah di taruh kembali disisi piring.
"Gak mau." Arkara menggeleng cepat.
"Udah, makan aja. Anggap gue gak ada disini."
Krasiva berdecak sebal. Akhirnya gadis itu kembali melanjutkan makannya dengan acuh.
Membiarkan Arkara yang sekarang mulai berbicara lagi. Seperti orang gila, karena Krasiva pun tidak menanggapi.
Sampai pada kalimat yang membuat Krasiva tertegun.
"Gue dulu suka juga makan nasgor nya bu Betra. Tapi setiap pagi mamah selalu masakin itu buat sarapan. Jadi gue makan batagor aja kalo disekolah, soalnya bosen."
Entah ada angin apa. Tapi mata Krasiva tiba-tiba memanas. Penglihatannya mengabur saat mendengar tuturan Arkara.
Mulut yang tadinya masih mengunyah nasi. Langsung berhenti bergerak.
"Mamah..." gumam Krasiva tanpa sadar.
Krasiva langsung teringat sosok yang sangat dia rindukan itu.
Dulu Krasiva juga sering dibuatkan nasi goreng setiap paginya oleh Kinan.
Entah kenapa setiap mengenang mamahnya.
Krasiva berubah jadi gadis yang cengeng dan sensitif.
Dan dia benci sikapnya yang satu ini.
"Gue salah ngomong ya? Sambel nya masuk ke mata? Aduh! jangan nangis. Maaf deh... maaf..." Arkara yang melihat segelincir air meluncur dari pipi Krasiva. Langsung panik dibuatnya.
Krasiva memalingkan wajahnya, mengusap kasar air mata yang tidak tahu diri jatuh di pipinya itu.
"Rasiv, lo gak papa?" Tanya Arkara lebih lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arkrasiv ☑️
RomanceTentang perjuangan untuk mendapatkan, namun yang pada akhirnya dia lepaskan. Krasiva benci peduli dan percaya pada orang lain. Lalu Arkara datang, mengubah yang asing menjadi biasa. Namun sayang, hal biasa tadi kemudian berubah lagi menjadi asing...