Dengan wajah yang sudah pias, Krasiva menggebrak meja, membuat Arkara yang tertawa terbahak-bahak langsung tertegun.
"Yaampun by, kalo kalah ya kalah, jangan ngamuk."
"Daritadi kenapa baru sekali gue yang menang?! Lo pasti curang!" Amuk Krasiva kesal. Sejak tadi mereka bermain, selalu saja Arkara yang menang.
"Mana bisa curang, lo aja yang gak bisa main."
"Tauk ah. Berhentian! Makanan gue dingin." Krasiva menatap malang berbagai macam makanan khas Korea diatas meja yang mulai dingin.
"Kok curang, sih? Lo kalah, jadi selesain dulu dong." Arkara tidak terima.
"Lo ribet banget, sih?! Daritadi udah nanya-nanya kayak dora tetep aja gak puas?!"
"Nggak, lah! Kan gue emang menang."
"Yaudah, gue pilih tantangan! Habis ini, berentian." Arkara langsung tersenyum lebar, matanya yang sudah sipit tambah menyipit.
"Sekarang juga, lo post poto gue di instagram punya lo."
"Ogah!"
"Gak sportif! Lo yang ngajakin main, tapi lo juga yang curang." Krasiva mendengus.
"Gue gak punya poto lo, tolol!"
"Yaudah, sekarang poto" Arkara tersenyum, memasang gaya menunggu kamera ponsel Krasiva membidik kearahnya.
"Lo emang pede gila, ya?" Sindir Krasiva malas.
"Harus dong. Pede itu kayak ciri khas gue."
"Nunduk, ala-ala candid aja." Krasiva mengambil ponselnya, membuka kamera dan mengarahkannya pada Arkara.
"Kok nunduk? Ntar muka gue gak keliatan dong?"
"Mau nggak? Kalo nggak yaudah, bodo amat."
"Eh iya iya!" Arkara lalu sedikit menunduk, ala-ala melihat makanan dimeja dan tersenyum kecil. Sok candid.
"Udah, belum?"
"Udah." Krasiva memfokuskan matanya pada layar ponsel. "Daritadi malahan."
"Coba liat? Mana sini."
"Ogah." Arkara mendengus. Lalu membuka applikasi instagram nya dan tersenyum senang saat ada notifikasi instagram dari Krasiva kalau gadis itu baru saja menandainya dalam sebuah postingan.
Arkara mendongak, menatap Krasiva yang saat ini sudah asik dengan makanannya.
"Followers lo dikit, tapi likers lo banyak padahal baru post."
"Itu karena gue tag lo. Gak usah bertele-tele, bilang aja mau menyombongkan diri kalau sebagian banyak likers gue karena penggemar bego lo."
"Jodoh gue pinter banget." Krasiva berdecak.
"Makan udah, banyak mulut." Arkara yang nyengar-nyengir akhirnya mengangguk dan mulai makan. Ponsel keduanya diatas meja terus bergetar, banyak pesan masuk yang entah dari siapa.
Krasiva menghela nafasnya, lalu melihat notifikasi ponselnya. Banyak yang mengiriminya pesan apakah dia dan Arkara pacaran atau sebagainya.
"Lo itu tenar banget, ya? Heran gue apa yang penggemar lo liat dari cowok tolol kayak lo ini."
"Enak aja! Gue itu ganteng, senyumnya manis, setia, penyayang, rajin, pinter, suka menabung dan tajir." Wajah Krasiva langsung berubah malas.
"Najisun."
"Lo belum tau aja. Ntar kalo udah jatuh cinta sama gue, baru deh lo sadar kalo gue emang pantas dimiliki."
"Selain pede gila, lo itu narsis banget ya." Sindir Krasiva menunjuk Arkara dengan sumpitnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arkrasiv ☑️
RomanceTentang perjuangan untuk mendapatkan, namun yang pada akhirnya dia lepaskan. Krasiva benci peduli dan percaya pada orang lain. Lalu Arkara datang, mengubah yang asing menjadi biasa. Namun sayang, hal biasa tadi kemudian berubah lagi menjadi asing...