35. Kebohongan

3.9K 230 7
                                    

Dari awal Manda memasuki mobil Arkara, ia merasa ada yang tidak beres. Apalagi ketika melihat Arkara berbicara dulu dengan Krasiva sampai akhirnya perempuan itu menurut untuk masuk kedalam mobil Raka.

"Ar, kamu... kenapa?"

"Kenapa apanya?" Arkara bertanya balik tanpa menengok, ia masih fokus mengemudi.

"Ng.. gak papa." Tidak ingin berfikir jauh, akhirnya Manda menggeleng.

"Kok tumben bawa mobil?"

"Mami gak kemana-mana,"

Arkara memang lebih sering bawa motor. Alasannya karena Marina terkadang membawa mobil untuk beberapa kegiatannya diluar rumah. Sebenarnya ia disuruh pergi bersama Raka setiap harinya, namun Arkara tidak mau dan meminta dibelikan motor saja.

"Oh... gitu,"

"Iya."

Perasaan Manda semakin kacau. Ia merasa Arkara berbeda. Tidak se-ceria biasanya. Laki-laki itu juga bicara seadanya, tidak seperti Arkara yang biasanya.

"Ar..."

"Hm?"

"Ada yang mau kamu omongin?" Arkara langsung menengok. Namun hanya sekilas, lalu ia kembali menghadap depan.

"Keliatan banget ya?"

"Iya..."

"Ada yang mau gue bicarakan."

Manda mengangguk kaku. Mendengar Arkara masih menggunakan panggilan gue-lo saja membuat perasaannya makin kacau. Entah apa yang akan Arkara katakan selanjutnya.

"Lo gak berniat putusin gue?"

"Apa?" Manda menoleh, berharap kalau tadi ia salah dengar.

"Lo... gak berniat putusin gue?"

"Lo mau putus dari gue?" Balas Manda balik bertanya.

Ditanyai seperti itu membuat Arkara terdiam. Ia bingung harus menjawab apa. Arkara ingin jujur, hanya saja ia tidak bisa jika mengingat kalau jawabannya pasti akan melukai perasaan Manda.

"Ar,"

"Ya?"

"Lo beneran cinta sama Krasiva?"

"Lo tau jawabannya. Dari awal, gue memang sama Krasiva."

Manda sempat tertegun mendengar ucapan Arkara yang tidak disaring. Entah apakah cowok itu pura-pura tidak mengerti tentang perasaannya ataukah memang dia tidak pernah mencoba untuk mengerti.

"Gue tau omongan gue jahat saat ini, Man. Tapi lo harus tau.... kalau gue udah nembak Krasiva dua hari sebelum lo menyatakan perasaan."

Seperti ada sesuatu yang menghantam perasaannya dengan keras. Manda terdiam. Harusnya ia memang tau akan seperti ini. Lagipula Arkara memang gencar mengejar Krasiva dari awal. Namun entah kenapa, mendengarnya langsung membuat perasaan Manda seperti tergores dalam.

"Gue... beneran sayang sama lo." Ucap Manda lirih.

"Man-"

"Gue deluan, Ar. Gue deluan yang memberitahu soal perasaan gue. Bukan Krasiva, bukan juga lo. Gue deluan, dan lo sepakat menyetujui permintaan gue."

Arkara termenung. Pegangannya pada kemudi semakin erat. Arkara diambang kebingungan saat ini. Entah ia harus apa didalam situasi yang rumit ini.

Disatu sisi, Arkara tidak tega melepaskan Manda. Dan di sisi lain, Arkara tidak rela harus melepaskan Krasiva. Manda yang sangat mencintainya san ia yang sangat mencintai Krasiva.

Arkrasiv ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang