19. Shofia Menyerah?

4.1K 269 1
                                    

Dengan langkah gontai Manda masuk kedalam rumah yang sedikit berisik karena sekarang Krasiva sedang menonton televisi dengan volume yang sangat besar.

Krasiva yang tadinya asik dengan film action nya langsung menengok ketika merasa seseorang datang.

"Gaya lo kayak orang gak sanggup idup aja." Cibir Krasiva ketika melihat Manda yang wajahnya sangat sendu.

"Kecilin aja tuh volume. Lo budeg apa gimana?" Saut Manda ketus. Krasiva mengeryit.

"Lah, nge gas."

"Perebut tuh diam aja!" Sekarang Krasiva benar-benar menengok, tak paham apa maksud ucapan Manda barusan.

Perebut?

"Eh! Apa lo bilang?" Namun yang dipanggil tak menghiraukan. Manda tetap berjalan menaiki satu per satu anak tangga menuju kamarnya.

"Woi!" Krasiva bergegas berdiri, berniat menyusul gadis itu. Namun langkahnya segera berhenti ketika Maya menghadang jalannya sambil membawa sepiring kue.

"Krasiv, mamah abis buat bolu. Cobain dong!" Rasa penasaran tentang apa maksud yang dikatakan Manda tadi langsung lenyap ketika mencium aroma harum bolu pandan buatan Maya.

"Sini-sini mamah suapin." Dengan senang hati Krasiva membuka mulutnya lebar. Mempersilahkan masuk bolu yang sudah dipotong-potong Maya.

"Enak gak?" Krasiva mengangguk antusias sambil terus mengunyah.

"Beneran? Seneng deh kalo kamu suka, hehe."

Manda yang mendengar perbincangan keduanya memejamkan mata, tangannya terkepal, kakinya terasa berat untuk melanjutkan langkah.

"Habis Arka, lalu mamah. Selanjutnya siapa?!" Gumam Manda sambil menghapus air matanya yang sudah jatuh melintas di pipi.

>><<

Mungkin memang benar pemikiran Krasiva selama ini soal semenjak kenal dengan Arkara, hidupnya jadi tidak pernah tenang.

Baru saja turun dari mobil setelah memakirkan benda roda empat itu dilapangan parkir, dia sudah dihadang oleh Shofia --gadis tempo hari yang menangis karena cintanya ditolak lagi oleh Arkara.

"Sekarang apa lagi? Arkara lagi?" Tanya Krasiva malas. Sudah hafal penyebab Shofia mendatanginya.

"Kenapa bisa Arka suka sama cewek kayak lo?"

"Tanya sama Arkara lah! Lo nanya gue, lah gue nanya sama siapa? Tolol." Tandas Krasiva. Membuat gadis didepannya berulang kali menghembuskan nafas sabar.

"Lo juga suka sama Arka?"

"Penting gitu buat lo? Dasar tante-tante kepo." Malas meladeni lebih lanjut, Krasiva langsung berbalik dan melanjutkan langkahnya.

Benar-benar pagi yang buruk. Setidaknya itu yang Krasiva pikirkan.

"Heh!" Krasiva tau suara itu. Siapa lagi jika bukan Shofia?

"Bentar! Gue belum selesai!"

"Krasiva!" Shofia secepat mungkin berlari mengejar Krasiva. Membuat beberapa orang yang berlalu lalang dikoridor menengok atau sekedar berhenti untuk melihat ada apa.

"Apasih?" Dengan kasar Krasiva menepis tangan Shofia dari lengannya. "Apalagi?!"

"Gue gak suka liat lo dekat sama Arka." Tutur Shofia dengan nafas agak putus-putus.

Arkrasiv ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang