39. Tentang Apa

4.2K 226 7
                                    

K r a s i v a

Kalau ada yang tanya kenapa gue benci banget sama orang yang lagi jatuh cinta, maka jawabannya karena mereka terlalu bodoh.

Kayak orang yang selalu gue tatap dicermin. Pantulan diri gue sendiri.

Tapi bedanya, gue gak terlalu membenci orang yang jatuh cinta sekarang. Karena ternyata, selain bodoh.... cinta itu bisa membahagiakan.

Awalnya gue ragu kenapa ada perubahan yang begitu besar dihidup gue sekarang. Mulai dari sering kesel hanya karena Arkara si manusia tolol itu online tapi gak chat gue, atau yang paling gelinya lagi, gue suka gak bisa tidur bukan karena kangen almarhum Mama lagi, tapi karena kangen si Arkara.

Bener kata Shofia, jatuh cinta kadang buat lo beda dari diri lo yang sebelumnya.

Tapi apa perubahan Arkara setelah pacaran ada hubungannya dengan efek cinta? Gue rasa nggak.

Mau sekeras apapun Shofia bilang iya, atau pikiran gue mengatakan untuk selalu berfikir positive, gue gak bisa mengelak kalau ada yang salah dengan dia.

Kantin lagi ramai, dan gue gak tau apa yang membuat dia terus aja menunduk natap batagornya yang bahkan masih penuh tanpa berniat menghabiskan makanan itu.

Gue udah selesai makan dari lima menit yang lalu. Pengen rasanya gue tegur dia yang terus diam, tapi gak jadi. Gue pengen membiarkan dia larut dengan kesunyiannnya.

Sunyi yang sama sekali bukan Arkara banget. Dan jujur, itu buat gue kembali bingung.

"Kamu kenapa?" Gue memutuskan bertanya. Dan dia masih menunduk, gak menghiraukan.

"Ar?"

"Arkara Angkasa."

Dia mengerjap, "Hah? Kenapa?"

Benar.

Dia beda.

"Kamu yang kenapa?"

"Gak papa."

Lo kenapa-kenapa.

"Balik yuk?"

Dia terdiam sebentar, terus mengangguk dan mengulurkan tangannya.

"Apa?" Tanya gue bingung.

"Gandengan dong. Kan kita pacaran,"

Polos banget kalo ngomong. Pengen gue tarik rambutnya, terus gue botakin.

Dia merengut waktu gue menepis tangannya pelan dan menggeleng. "Gak ada pegangan."

"Kenapa?"

"Ini disekolah, Arkara." Balas gue berharap dia paham dan gak merengut lagi yang sialnya membuat dia terlihat lucu.

"Yaudah. Tapi kalau diluar sekolah, boleh pegang tangan ya?"

Gue terkekeh kecil, lalu mengangguk yang membuat dia langsung berdiri dan berjalan deluan dengan antusias.

Gue menatap punggung lebarnya, lalu tersenyum tanpa sadar.

Arkrasiv ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang