45. Lebih dan Cukup

4.7K 278 8
                                    

AYO BACA, VOTE DAN KOMEN!

Andra segera membuka pintu rumah ketika mendengar ketukan. Laki-laki itu memang menunggu diruang tamu meski jam sudah menunjukkan pukul 10 malam.

Andra mengeryit kala melihat Krasiva menunduk dan langsung masuk kedalam rumah tanpa peduli kalau tadi tangannya sempat ditahan oleh Arkara.

"Krasiva kenapa?" tanya Andra ketika tubuh Krasiva mulai menjauh dan hilang dilantai atas. Arkara menghela nafasnya panjang, menyenderkan tubuhnya pada sisi pintu sambil memijit pelipisnya.

"Gak kenapa-kenapa."

"Kalian kenapa-kenapa." ralat Andra. "Krasiva harusnya tadi jalan sama Aldo aja, biar pulang-pulang gak sedih kayak begitu."

Mendengar ucapan Andra membuat Arkara langsung menoleh. Tatapannya menghunus pada Andra dengan tajam.

"Lo setuju dia sama Aldo?"

"Krasiva sama Aldo cuma kencan buta. Well, lo pasti tau, Krasiva pengen ngerasain gimana rasanya punya hubungan dengan yang lain disaat dia udah punya hubungan sendiri. Tapi sayangnya, dia terlalu baik sampai ninggalin rencana jalannya sama Aldo demi lo."

"Maksud lo-"

"Iya, gue udah tau lo selingkuh. Dan Krasiva juga udah tau.... lama sebelum ini."

Bom waktunya sudah meledak. Arkara hancur bersamaan dengan fakta lain yang ia dapatkan hanya dalam semalam. Arkara menunduk, malu untuk menatap Andra.

"Orang selingkuh banyak alasannya. Ada yang gelisah, jenuh sama hubungan, bosan dan lain sebagainya. Kasih tau gue, apa yang ngebuat lo memiliki perempuan lain?" tanya Andra tenang. Pembawaannya dewasa, membuat Arkara mulai merasa nyaman karena seperti bicara dengan kakaknya sendiri.

"Gue...." Arkara menggantungkan ucapannya, ia memilih duduk dulu dikursi teras dan diikuti dengan Andra.

"Gue pernah minta nomor Krasiva dari Manda. Dan sebagai gantinya, dia minta satu hal dari gue. Gue gak tau apa yang dia minta sampai akhirnya saat ulang tahunnya kemarin, dia minta hati gue. Posisinya disitu gue udah nembak Krasiva, tapi dia belum jawab gue sampai dua hari. Gue pikir gue bakal ditolak.... gue ragu sama hubungan gue dengan Krasiva waktu itu. Jadi-"

"Lo terima Manda yang didepan mata. Lalu tanpa lo tau, kalau saat itu Krasiva membalas pernyataan lo lewat Raka." Potong Andra. Dari cerita Arkara dan beberapa cerita Krasiva yang ia tau, Andra tidak bisa sepenuhnya menyalahkan Arkara dalam masalah ini.

"Gue harus apa??" gumam Arkara, laki-laki itu terlihat begitu frustasi hingga menarik rambutnya sendiri.

"Pilih satu, lah! Dari awalpun, lo memang harusnya memilih satu. Gak salah gue nyebut lo brengsek, Ar."

"Iya iya gue emang brengsek!" seru Arkara seperti orang gila. "Sumpah ya, gue beneran bingung harus apa! Kalau disuruh pilih, dari awal pilihan gue tuh ya cuma Krasiva. Tapi lo tau sendiri, gimana jadinya hubungan gue sama Raka kalau sampai dia tau gue ninggalin Manda?!"

"Lo jangan bilang kalau Raka, abang lo itu, suka sama Manda?"

"Masalahnya disitu, adonan donat!" Arkara berseru lagi. Laki-laki itu kembali mengacak rambutnya seperti orang bodoh.

Andra meringis, ternyata kisah Arkara memang tidak se klise yang ia pikir. Kalau ditelaah lagi, jika ia jadi Arkara pun, ia pasti benar-benar dirundung bingung jika ada dalam masalah ini.

"Yaudah, buat Manda ninggalin lo."

"Andai bisa udah dari dulu gue bebas, Andra Hermawan!" Andra mengumpat tanpa sadar saat mendengar teriakan Arkara. Sepertinya, anak itu memang benar-benar sudah gila.

Arkrasiv ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang