Krasiva masih melihat pantulan dirinya dicermin. Dengan dress simple berwarna hitam se-lutut yang sedikit mekar dibagian bawah itu, membuat pesonanya sangat terpancar.
Beberapa kali gadis dengan riasan wajah tipis itu mendengus kesal karena papahnya yang sangat tidak sesuai dengan perkataan.
Katanya hanya makan malam keluarga. Kenapa harus segala macam disuruh merias diri seperti ini?
Tadinya Krasiva berniat memakai hoodie putih dengan celana jins hitam dan sepatu kets putih miliknya.
Namun semua gagal karena papahnya tiba-tiba masuk kekamar dan mengantarkan gaun sialan yang sekarang melekat indah ditubuh nya.
Krasiva langsung menengok ke pintu kamar saat melihat Manda membuka pintu tanpa permisi dari sana.
Tidak jauh dari Krasiva. Gadis itu memakai gaun yang sama seperti Krasiva. Hanya saja bedanya terletak pada warna.
Manda sangat cantik menggunakan gaun berwarna merah maroon itu.
"Lama banget. Udah belom? Ditungguin papah sama mamah dibawah " Ujar Manda masih diambang pintu. Senyumnya tidak luntur seharian ini. Krasiva jadi bingung sendiri.
Apa yang spesial dihari ini, sih? Menyebalkan.
"Deluan." Balas Krasiva malas. Gadis itu berbalik mengambil tas kecil berisi beberapa barang-barang keperluannya diatas meja rias.
Manda hanya mengangguk. Lalu menutup pintu dan berjalan deluan kelantai bawah.
Setelah itu Krasiva ikut menyusul. Tidak butuh waktu lama. Krasiva dan Manda hampir bersamaan sampai dilantai bawah.
Disana sudah ada Maya dan Barra-- papah Krasiva.
"Ayo!" Seru Barra dengan senyum tipisnya. Disamping laki-laki dengan setelan jas itu, ada Maya yang sangat mengagumkan malam ini.
Maya dengan gaun indahnya sangat membuat wanita itu terlihat anggun. Krasiva saja diam-diam memuji kecantikan Maya dalam hati.
"Aku bawa mobil sendiri aja. Papah tinggal kasih tau tempat tujuan." Langkah mereka semua terhenti. Menatap Krasiva yang masih berdiri didepan teras.
"Krasiva. Masuk ke mobil papah. Tolong, malam ini aja! Jangan merusak semuanya." Krasiva mendengus. Baikah, dia akan mengalah!
"Hmm." Dengan malas Krasiva melanjutkan langkahnya dan langsung masuk kedalam mobil Barra yang terparkir diantara mobil miliknya dan mobil milik Maya.
Maya mengelus pundak Barra untuk menenangkan laki-laki yang berstatus suaminya itu.
"Krasiva memang begitu. Udahlah, ayo!" Seru Maya mencoba membuat mengerti. Akhirnya mereka semua masuk kedalam mobil. Barra malam ini yang jadi pengemudi.
Lagi-lagi Krasiva berdecih dalam hati. Pikirnya, sok sekali orang-orang ini.
"Sok kayak keluarga bahagia aja! Cih!" Krasiva membatin. Meski begitu, Krasiva tetap tidak bisa mengelak kalau dia juga bahagia dengan rencana Barra malam ini.
Sampai mobil berjalan menyusuri jalan raya ibukota pun Krasiva masih diam mencoba tidak peduli dengan tiga orang yang sedang seru berbincang bincang.
"Krasiva. Gimana sekolah kamu? Baik-baik aja?" Tanya Barra membuat Krasiva yang sibuk menatap keluar jendela pun menengok.
"Baik,"
"Ada masalah?"
"Gak." Barra hanya mengangguk, mengerti dengan Krasiva yang mungkin sangat malas malam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arkrasiv ☑️
RomanceTentang perjuangan untuk mendapatkan, namun yang pada akhirnya dia lepaskan. Krasiva benci peduli dan percaya pada orang lain. Lalu Arkara datang, mengubah yang asing menjadi biasa. Namun sayang, hal biasa tadi kemudian berubah lagi menjadi asing...